Para Saudara,
Bpk
Yusuf, seorang petani sawah tradisional. Suatu saat, ia sangat kecewa.
Masalahnya, 1 bulan setelah dia menanam pagi, musim kemarau datang, akibatnya
tanaman padi banyak yang layu dan mati. Ketika musim panen tiba, hasilnya
sangat mengecewakan, padahal sudah banyak biaya dan tenaga yang terbuang untuk
itu. Penduduk desa, termasuk keluarga Bpk
Yusuf, mengeluh kekurangan bahan makanan. Karena itu, Bpk Yusuf memutuskan
untuk tidak mengolah sawah lagi. Dia banting stir, cari makan dengan cara lain
yakni dengan membuka kios, dengan cara mengubah rumahnya menjadi kios. Dengan kehadiran kios Bpk Yusuf, berarti
jumlah kios di kampung itu bertambah satu. Maka hampir semua rumah sudah
mempunyai kios. Dan mereka menjual barang yang rata-rata sama.
Ketika musim kerja di sawah tiba, Bpk Yusuf tidak
turun kerja. Dia bersama keluarganya menjaga kios. Keuntungan kios tidaklah
seberapa. Yang terjadi: minyak tanah, gula dan rokok yang ada di kios, lebih
banyak dikonsumsi sendiri daripada yang terjual. Akibatnya kios kurang memberi
keuntungan. Musim panen tiba lagi. Di
luar dugaan, hasil panen tidak seperti sebelumnya. Semua petani desa puas, di
rumah-rumah, orang bercerita tentang hasil panen yang luar biasa, kecuali di
rumah Bpk Yusuf. Bpk Yusuf dan keluarganya sedih dan menyesal; mengapa mereka
tidak mengerjakan sawahnya. Apa boleh buat, nasib sudah menjadi bubur.