Hari Minggu
Biasa XXV Tahun B
Para saudara,
Pada
suatu hari, sekelompok binatang, berkumpul di lapangan. Binatang-binatang
tersebut berkumpul dengan tujuan hendak menyaksikan adu kepandaian antara katak dan kerbau. Sang katak yang tidak melihat kemampuannya dan keadaan
dirinya, mengajak kerbau besar untuk saling membesarkan perut sebesar mungkin.
Siapa yang menang akan mendapat hadiah yang menarik, yakni menjadi kepala
security di daerah perbatasan. Rupanya, tantangan katak diterima dengan baik
oleh kerbau.
Mula-mula kerbau membesarkan perutnya semampunya. Setelah kerbau selesai, katak pun memulai
aksinya; membesarkan perut dengan sekuat mungkin, tetapi tidak disesuaikan
dengan keadaan perutnya. Dengan dilandasi sifat ingin dipuji dan mengalahkan
kerbau; perut katak mulai membesar, … mengecil, … agak besar, besar, … dan
prak…. Karena tidak mengingat
kemampuannya, katak mati dengan perut terpecah. Sungguh sangat mengenaskan.
Itu
hanya sekedar contoh saja! Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak
orang yang sering berperilaku seperti katak tadi. Kita sering bertindak di luar
kemampuan kita, dengan maksud supaya kita dipuji dan disoraki orang; untuk
menunjukkan bahwa kita pun bisa! Kalau dia
bisa, kenapa saya tidak?! Kalau kerbau bisa memiliki perut besar, maka katak
pun merasa bisa memiliki perut sebesar itu.