HARI MINGGU BIASA XXXIII A
Seorang pemburu menembak jatuh seekor burung elang di dahan sebatang pohon. Dengan segera si pemburu itu memanjat pohon itu dan melihat ada sarang burung elang itu, kemudia ia menemukan 1 butir telur elang itu. Telur itu dibawanya ke rumah dan diletakkan di sarang ayam untuk dierami.
Beberapa minggu kemudian, telur itu menetas bersama telur-telur ayam lainnya. Karena diasuh oleh induk ayam, si anak elang hidup sebagaimana anak ayam lainnya: mengais, mematuki sisa-sisa makanan, dan tiap hari berjalan di tanah. Ia tidak pernah menggunakan sayapnya karena ia tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya seekor elang yang sanggup terbang tinggi.
Ketika sudah dewasa, si elang itu melihat seekor burung terbang tinggi di angkasa. “Makhluk apa itu?”, tanyanya kepada induk ayam yang mengasuhnya. “Itu seekor elang. Kamu pun bisa seperti mereka. Cobalah… “, kata induk asuhnya. “Ah, mana bisa… aku takut nanti sayap saya patah, atau tersesat di angkasa”, jawabnya setiap kali dianjurkan oleh induk asuhnya untuk mencoba terbang. Tapi setiap kali melihat elang terbang di angkasa, ia hanya kagum dan karena tidak pernah mencoba, akhirnya, ia pun tidak akan pernah bisa terbang seperti elang, dan tetap hidup seperti ayam lainnya.