Hari Raya Tritunggal Mahakudus Tahun C
Para Saudara,
Di tahun 90-an, tentu kita masih ingat beberapa
ajang pencarian bakat di beberapa chanel
tv swasta, sebutlah misalnya: AFI = Akademi Fantasi Indosiar; KDI= Kontes
Dangdut Indonesia dan Indonesian Idol. Sebetulnya paket acara ini diadopsi dari
ajang pencarian bakat di televisi Amerika, yakni: American Idol. Para peserta yang sudah disaring dari
ribuan peserta sebelumnya, dikarantinakan, lalu mereka diajar perihal olah
vocal, teknik bernyanyi, koreografi, penguasaan panggung, dlsb. Setelah
beberapa bulan, mereka mengikuti audisi, dan pemenangnya ditentukan melalui polling SMS yang masuk. Setiap pekan harus
ada 1 orang yang tereliminasi, sehingga pada saatnya, tinggal 1 yang tersisa
dan itulah yang menjadi pemenangnya.
Saya termasuk salah seorang yang suka dengan
acara ini. Saya suka dengan hidup mereka selama dikarantinakan: mereka
betul-betul memandang kelompok mereka ini sebagai satu keluarga dan komunitas persaudaraan. Tidak tampak lagi apa agamanya, sukunya,
marganya, dlsb, itu semua luluh dalam satu keluarga Afi, Kdi dan Indonesia
Idol. Pada saat ‘eliminasi’, saat yang paling mengharukan di mana salah seorang
dari mereka harus pergi. Ketika disebut nama yang tereliminasi itu, mereka
semua menangis, seolah-olah tidak rela temannya pergi. Luar biasa..! Pada
tataran tertentu, tidak ada salahnya kalau kita belajar dari AFI, KDI dan
Indonesia Idol bagaimana mereka menghayati dan menghidupi suatu komunitas dan
persaudaraan.