Arti Indulgensi
Indulgensi berasal dari bahasa Latin, yang berarti kemurahan, maksudnya kemurahan dari Allah yang dianugerahkan kepada seseorang melalui Gereja. Indulgensi berupa penghapusan hukuman sementara sebagai akibat dosa.
Praktek Indulgensi
Kita tentu mengenal dosa. Dengan dosa, selain merusak hubungan kita dengan Allah, juga serentak merusak hubungan kita dengan sesama, alam lingkungan dan bahkan dengan diri sendiri. Sebaliknya kita membedakan antara tindakan dosa dan akibat tindakan dosa. Supaya lebih jelas, marilah kita lihat contoh berikut ini:
Saya memukul kepala seseorang, akibatnya kepalanya terluka dan berdarah. Dosa saya tampak dalam tindakan dosa itu, yakni memukul kepala seseorang. Sedangkan akibat tindakan dosa itu ialah kepala seseorang itu luka dan berdarah. Lalu beberapa waktu kemudian, saya pergi mengaku dosa kepada imam. Nah yang diampuni dalam sakramen pengakuan dosa adalah tindakan dosa saya, yakni memukul kepala seseorang, sekaligus dibebaskan dari akibat abadi dosa yang disebut hukuman abadi/kekal atau neraka. Sedangkan akibat dosa saya yakni bahwa kepala seseorang luka dan berdarah tetap masih ada. Nah luka parah yang diderita seseorang itulah yang disebut dengan akibat sementara dari dosa atau disebut hukuman sementara.
Untuk menghilangkan hukuman sementara itu, orang harus menjalani laku tobat / denda dosa atau silih. Ini ditentukan oleh imam dan disebut penitensi. Penitensi bisa berupa matiraga, doa, ziarah, amal baik, memberi derma, dlsb. Akan tetapi, hukuman sementara itu dapat juga dihapus berkat bantuan Gereja, melalui apa yang disebut INDULGENSI. Jadi indulgensi merupakan penghapusan hukuman-hukuman sementara tetapi yang dimohonkan melalui kepengantaraan Gereja.
Senin, 31 Oktober 2011
Mereka Telah Menyerupai Kristus
Para saudara,
Pada malam ini, kita merayakan para kudus di surga. Dengan perayaan para kudus ini, kita teringat tentang pertanyaan-pertanyaan golonan lain: mengapa orang-orang katolik berdoa kepada Maria, malaikat dan para kudus lain? Mengapa tidak berdoa langsung kepada Allah saja atau kepada Yesus, yang merupakan satu-satunya Pengantara antara manusia dengan Allah? Sebelum menjawab ini, perlu kita tahu dulu siapa para kudus itu.
Para kudus adalah orang yang semasa hidupnya, "menyerupai Kristus dan membawa dalam dirinya sifat-sifat Yesus", seperti dalam ucapan bahagia dalam Injil tadi, suka mengampuni, lemah-lembut, murah hati, lapar dan haus akan kebenaran, pembawa damai, dlsb. Serentak juga mereka menyerupai Kristus yang menderita; mereka dicela, difitnah dan dianiaya karena imannya, karena Yesus. Merekalah yang dikisahkan oleh penulis Kitab Wahyu dalam bacaan I tadi, "Aku melihat: .... suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba,... Mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar, dan mereka telah mencuci jubah mereka dalam darah Anak Domba".
Pada malam ini, kita merayakan para kudus di surga. Dengan perayaan para kudus ini, kita teringat tentang pertanyaan-pertanyaan golonan lain: mengapa orang-orang katolik berdoa kepada Maria, malaikat dan para kudus lain? Mengapa tidak berdoa langsung kepada Allah saja atau kepada Yesus, yang merupakan satu-satunya Pengantara antara manusia dengan Allah? Sebelum menjawab ini, perlu kita tahu dulu siapa para kudus itu.
Para kudus adalah orang yang semasa hidupnya, "menyerupai Kristus dan membawa dalam dirinya sifat-sifat Yesus", seperti dalam ucapan bahagia dalam Injil tadi, suka mengampuni, lemah-lembut, murah hati, lapar dan haus akan kebenaran, pembawa damai, dlsb. Serentak juga mereka menyerupai Kristus yang menderita; mereka dicela, difitnah dan dianiaya karena imannya, karena Yesus. Merekalah yang dikisahkan oleh penulis Kitab Wahyu dalam bacaan I tadi, "Aku melihat: .... suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba,... Mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar, dan mereka telah mencuci jubah mereka dalam darah Anak Domba".
Minggu, 30 Oktober 2011
Penutupan Bulan Maria
Para Saudara,
Kasih yang paling tulus di dunia ini adalah kasih orang tua terhadap anak-anaknya. Kasih orang tua, lepas dari segala pertimbangan untung rugi. Mengapa? karena mereka memberi tanpa mengharapkan balasan. Kalau kita mengasihi atau mencintai seseorang/orang lain, pasti tidak lepas dari segala pertimbanngan-pertimbangan. kasih orang tua tidaklah demikian. Orang tua hanya semata-mata mengharapkan supaya anak-anaknya kelak bisa hidup bahagia. Itu saja.
Para Saudara,
Dalam bacaan Injil pada hari ini, Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, "Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula,dan dengan demikian mereka akan membalasnya. Tetapi bila engakau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta.
Kasih yang paling tulus di dunia ini adalah kasih orang tua terhadap anak-anaknya. Kasih orang tua, lepas dari segala pertimbangan untung rugi. Mengapa? karena mereka memberi tanpa mengharapkan balasan. Kalau kita mengasihi atau mencintai seseorang/orang lain, pasti tidak lepas dari segala pertimbanngan-pertimbangan. kasih orang tua tidaklah demikian. Orang tua hanya semata-mata mengharapkan supaya anak-anaknya kelak bisa hidup bahagia. Itu saja.
Para Saudara,
Dalam bacaan Injil pada hari ini, Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, "Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula,dan dengan demikian mereka akan membalasnya. Tetapi bila engakau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta.