|
Crux Spes Unica |
A. JEJAK KEKRISTENAN DI BARUS
Kota Barus, salah satu stasi di Paroki Pangaribuan, disebut sebagai tempat di mana komunitas Kristen pertama ditemukan di Nusantara. Dari cacatan sejarawan Armenia, Abu Salih, komunitas Kristen di wilayah ini sudah ditemukan pada pertengahan abad ke-7. Berita tentang komunitas ini masih dijumpai sampai abad ke-14. Tetapi sampai sekarang, belum sungguh jelas bagaimana komunitas Kristen di Barus ini mulai dan berakhir. Seperti halnya sejarah Barus yang masih kabur, demikian pula keberadaan komunitas Kristen pertama ini.
|
Sumatera Utara |
Orang pertama yang mengemukakan tentang keberadaan komunitas Kristen pertama di Barus adalah J.W.M. Bakker. Ia menulis di Majalah Basis dan kemudian diulangi lagi dalam buku Sejarah Gereja Katolik Indonesia, Jilid I. Para penulis kemudian mengutip Bakker tanpa tambahan yang baru, karena memang tidak ada bukti baru yang ditemukan untuk memperjelas topic ini. Penelitian arkeologis paling akhir yang dilakukan di Lobu Tua oleh Ẽcole Francaise d’Extreme-Orient dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Indonesia juga tidak memberikan informasi apa-apa tentang kehadiran komunitas ini. Bakker mengutip Sheik Abu Salih al-Armini yang menulis dalam Tadhakur Fina Akhbar min al-Kana’is wa’l – Adyar Nawahim Misri w’al Iqtha’aaihu (Daftar berita-berita tentang Gereja-gereja dan pertapaan-pertapaan dari Propinsi-propinsi Mesir dan negeri-negeri sekitarnya) sebagai berikut: “Fansur, di sana terdapat banyak gereja dan semuanya dari Nasara Nasathirah dan demikianlah keadaan di situ.