Senin, 31 Oktober 2011

Mereka Telah Menyerupai Kristus

Para saudara,
Pada malam ini, kita merayakan para kudus di surga. Dengan perayaan para kudus ini, kita teringat tentang pertanyaan-pertanyaan golonan lain: mengapa orang-orang katolik berdoa kepada Maria, malaikat dan para kudus lain? Mengapa tidak berdoa langsung kepada Allah saja atau kepada Yesus, yang merupakan satu-satunya Pengantara antara manusia dengan Allah? Sebelum menjawab ini, perlu kita tahu dulu siapa para kudus itu.
Para kudus adalah orang yang semasa hidupnya, "menyerupai Kristus dan membawa dalam dirinya sifat-sifat Yesus", seperti dalam ucapan bahagia dalam Injil tadi, suka mengampuni, lemah-lembut, murah hati, lapar dan haus akan kebenaran, pembawa damai, dlsb. Serentak juga mereka  menyerupai Kristus yang menderita; mereka dicela, difitnah dan dianiaya karena imannya, karena Yesus. Merekalah yang dikisahkan oleh penulis Kitab Wahyu dalam bacaan I tadi, "Aku melihat: .... suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba,... Mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar, dan mereka telah mencuci jubah mereka dalam  darah Anak Domba".


Para saudara,
Pertanyaan kita lebih lanjut adalah, pertanyaan tadi: mengapa kita berdoa kepada para kudus? Pertama-tama harus dikatakan bahwa kita dan para kudus sesungguhnya tak terpisahkan, kita adalah satu keluarga Allah, sama-sama sebagai Gereja Kristus: mereka adalah Gereja berbahagia di surga dan kita adalah Gereja pejuang atau peziarah. Jika kita bisa memohon dan berdoa kepada sesama manusia yang masih hidup di dunia ini, mengapa tidak boleh kepada para kudus? Acap kali kita dengar, "doakan saya, ya!" atau "kalian doakan kami, ya!". Marilah kita yakin bahwa doa-doa para kudus sangat besar kuasanya sebab mereka itu sangat dekat pada Allah di surga.

Perlu juga ditambahkan bahwa di anatara para kudus, Bunda Marialah yang paling unggul, karena Bunda Maria terjalin secara tak terpisahkan dengan Yesus Putera-Nya. Dan sejarah telah membuktikan, betapa besar kuasa doa Bunda Maria bagi putera-puterinya. Perlu dicatat bahwa pada hakekatnya, doa-doa Maria dan para kudus sebenarnya berupa permohonan supaya mereka memintakan rahmat-rahmat tertentu bagi kita. jadi para kudus hanyalah 'pengantara' kita kepada Kristus, sebagai Pengantara satu-satunya antara manusia dan Allah. Dan musti dicatat bahwa istilah "berdoa" tentu berbeda artinya bila ditunjukan kepada Bunda Maria dan para kudus. Berdoa dalam arti tegas dan sempit memang hanya dapat ditujukan kepada Allah.

Para saudara,
Sekarang pertanyaaan menantang, "Bisakah kita menjadi kudus?". Jawabannya tidak ada yang mustahil, asal kita bisa memiliki sifat-sifat berikut:
1. Mampu menyerupai dan membawa dalam dirinya sifat-sifat Kristus tadi, yaitu: suka mengampuni, suka akan kebenaran, keadilan, cinta, damai, dlsb.
2. Memiliki  sifat kemartiran. Martir dalam arti tegas adalah orang yang mati dan dibunuh demi imannya. Sedangkan martir dalam arti luas adalah orang yang membaktikan hidupnya demi orang lain, atau orang yang peduli dan prihatin dengan nasib sesamanya.

Mareka itu adalah orang tua yang tanpa mengenal lelah, dan tanpa menyusahkan orang lain, bekerja keras demi membiayai sekolah anak-anaknya; martir itu adalah orang-orang yang dalam segala kesederhanaannya dan dengan cara-cara yang halal, berusaha mencari kebutuhan anggota keluarga; martir itu adalah seorang guru di sekolah yang mana dengan segala kecakapan yang dimiliki, mendidik para siswanya dengan penuh tanggung-jawab; martir itu adalah seorang siswa yang dengan penuh tanggung-jawab, menggunakan sebaik-baiknya kesempatan yang diberikan oleh orang tuanya untuk sekolah atau belajar. Dengan demikian, kita pun bisa menjadi kudus jika kita berusaha mau menyerupai Kristus dan membawa dalam diri kita sifat-sifat Kristus.


Bacaan: Wahyu 7:2-4.9-14, Matius 5:1-12a.
Sibolga/P.Sam../01-11-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar