Katedral
Sibolga
Pemberkatan
Altar Baru
Mgr. Dr. Ludovicus Simanullang, OFMCap Mengoleskan Minyak Suci ke Altar |
Misa Meriah
Seperti
doa Habel yang membumbung ke hadapan Allah, demikianlah harumnya asap Wirug
yang tercium di Gereja Katolik Paroki Katedral St. Theresia Lisieux – Sibolga. Bersamaan
dengan hal itu Bapa Uskup, Para Pastor, Misdinar, dan Petugas litugi; bergegas memasuki
Gereja dengan diiringi suara koor yang menggema merdu. Benar, pada Hari Kamis,
15 September 2016, Jam 19.30 WIB, suasana Gereja berbeda dari biasanya; sebab
pada itu diadakan Misa Pemberkatan Altar Baru Gereja Katedral Sibolga.
Altar
(Bahasa Latin “Alta Res” = Hal Yang
Tinggi). Altar adalah Kiblat umat Katolik di dalam Gereja.
Sebab diatas altar Bapa Uskup & Imam mempersembahkan Perjamuan Tubuh dan
Darah Kristus. Altar sebagai Meja Perjamuan diberkati oleh Mgr. Dr. Ludovicus
Simanullang OFMCap (Bapa Uskup), didampingi Pst. Aloysius Barut Pr (Pastor
Paroki), Pst Blasius Yesse Pr (Sekjend Keuskupan), Pst Alboin Simatupang Pr
(Ekonom), dan Pst Donatus Tarihoran Pr.
Dalam
pemberkatan Altar tersebut Bapa Uskup melakukan beberapa ritual:
1. Perecikan altar dengan air suci, 2 Doa Litani Para
Kudus, 3. Doa pemberkatan, 4 Pengurapan altar dengan Minyak krisma, 5 Pendupaan
altar, 6 Pemakaian “Kain Putih” atau Kain Altar, 7 Penyalaan lilin untuk altar. Dibawah
Altar permanen telah ditanam sebuah Relikwi 3 (tiga) orang Martyr: Santo Victorius, Santo Serenus dan Santa
Ursula (Perawan & Martyr). Menandai hal tersebut Keuskupan Sibolga
menyerahkan Piagam Konsakrasi Altar,
No:168/KS-Pa/2016 kepada Pastor Aloysius Barut Pr (Pastor Paroki).

Makna & Funsi Altar
Dalam
Homilinya Bapa Uskup mengingatkan akan pentingnya makna Altar. Sebab di atas altar, Kurban Salib dihadirkan dalam rupa
tanda-tanda sakramental. Altar adalah meja Tuhan, di sekelilingnya umat Allah
berhimpun dan saling berbagi. Altar menjadi pusat kegiatan bersyukurnya umat.
Altar sebagai meja perjamuan kudus, seharusnya
menjadi yang paling mulia dan paling indah. Altar adalah tanda Kristus, altar
adalah simbol Kristus sendiri. Dalam tataran spiritual ternyata altar juga
menyimbolkan umat kristiani. umat kristiani
adalah altar-altar spiritual tempat kurban hidupnya dipersembahkan bagi
Allah. Umat Kristiani yang memberikan dirinya sendiri, entah lewat doa
maupun pengorbanan, menjadi batu-batu penjuru, di mana Yesus membangun altar
Gereja-Nya. Dari altar mengalirlah spiritualitas jemaat dan setiap pribadi
anggota Gereja.
Misa pemberkatan altar berjalan
dengan khidmat dan khusuk. Misa dihadiri + 500 orang, yang berasal dari
Kaum Berjubah (Suster SCMM, Suster OSF, Ordo Kapusin, Postulan Kapusin,
Postulan Suster SCMM), Umat Katedral (6 Lingkungan), Umat Stasi (Mela, Ketapang,
Sarudik), dan Asrama Puteri St. Theresia.
Interior Gereja Katedral Sibolga |
Petugas liturgi Misa pada saat itu berasal
dari LM. Bunda Sang Penebus (Bacaan 1: Ibu Ana Wongso, Bacaan 2: Ibu Erni
Damanik), Pemazmur Petra Situmorang, Litani Sr. Yosefin OSF, Misdinar: PPA, Organis
Ester (Asrama Putri), Pemimpin Lagu Saudari Bety Tandean, Koster: Sr Vera
Marpaung SCMM dibantu Katekis Leo Hari, dan Vicentius Eka, Dokumentasi Bapak Elinus
Waruwu.
Asal Usul, & Gotong Royong
Altar terbuat dari Batu Marmer Putih
yang berasal dari Lampung dengan berat +
11 Ton. Altar dirancang oleh seorang Biarawan Kapusin kelahiran Berlin – Jerman
Tahun 1938, yaitu Bruder Martinian Grutzner OFMCap dengan memakan waktu 4
Minggu. Altar tersebut merupakan sumbangan Bruder Martinian untuk Gereja. Namun
demikian Paroki Katedral ikut berpartisipasi dalam dalam hal transportasi dll.
Bruder Martinian OFMCap |
Proses
pemasangan altar memakan waktu 2 hari, menggunakan sistem manual, sebab tidak
memungkinkan memakai alat berat. Dengan penuh semangat & mandi keringat, Pastor
Aloy Barut Pr ikut menarik Rantai Katrol & memikul balok-balok kayu. Demikian
juga dengan Katekis Leo, Pak Antonius Silaban & Albertus Laoly (Satpam SMA
Katolik), Pegawai LPTK (2 orang), Bpk Wances Pasaribu, Murid SMA Katolik, Legio
Maria, dan Umat Katolik; dengan antusias ikut mendorong dan memikul Altar.
Sebuah insiden nyaris terjadi, ketika Dongkrak yang diganjal kayu terlepas, dan
hampir menimpa kepala Bruder Martinian yang pada saat itu tepat berada dibawah
Altar.
Semoga
dengan adanya altar ini membuat umat semakin menyadari makna altar dan
meneladan Kristus yang rela mengorbankan diri demi mewartakan Injil dan karya
penyelamatan. Semoga. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar