Rabu, 14 Desember 2016

Katedral Sibolga
Pemberkatan Altar Baru
Mgr. Dr. Ludovicus Simanullang, OFMCap Mengoleskan Minyak Suci ke Altar

Misa Meriah   
Seperti doa Habel yang membumbung ke hadapan Allah, demikianlah harumnya asap Wirug yang tercium di Gereja Katolik Paroki Katedral St. Theresia Lisieux – Sibolga. Bersamaan dengan hal itu Bapa Uskup, Para Pastor, Misdinar, dan Petugas litugi; bergegas memasuki Gereja dengan diiringi suara koor yang menggema merdu. Benar, pada Hari Kamis, 15 September 2016, Jam 19.30 WIB, suasana Gereja berbeda dari biasanya; sebab pada itu diadakan Misa Pemberkatan Altar Baru Gereja Katedral Sibolga.

Altar (Bahasa Latin “Alta Res” = Hal Yang Tinggi). Altar adalah Kiblat umat Katolik di dalam Gereja. Sebab diatas altar Bapa Uskup & Imam mempersembahkan Perjamuan Tubuh dan Darah Kristus. Altar sebagai Meja Perjamuan diberkati oleh Mgr. Dr. Ludovicus Simanullang OFMCap (Bapa Uskup), didampingi Pst. Aloysius Barut Pr (Pastor Paroki), Pst Blasius Yesse Pr (Sekjend Keuskupan), Pst Alboin Simatupang Pr (Ekonom), dan Pst Donatus Tarihoran Pr.  
Dalam pemberkatan Altar tersebut Bapa Uskup melakukan beberapa ritual:http://www.indocell.net/yesaya/1x1.gif1. Perecikan altar dengan air suci, 2 Doa Litani Para Kudus, 3. Doa pemberkatan, 4 Pengurapan altar dengan Minyak krisma, 5 Pendupaan altar, 6 Pemakaian “Kain Putih” atau Kain Altar, 7 Penyalaan lilin untuk altar. Dibawah Altar permanen telah ditanam sebuah Relikwi 3 (tiga) orang Martyr: Santo Victorius, Santo Serenus dan Santa Ursula (Perawan & Martyr). Menandai hal tersebut Keuskupan Sibolga menyerahkan Piagam Konsakrasi Altar, No:168/KS-Pa/2016 kepada Pastor Aloysius Barut Pr (Pastor Paroki).

Makna & Funsi Altar
Dalam Homilinya Bapa Uskup mengingatkan akan pentingnya makna Altar. Sebab di atas altar, Kurban Salib dihadirkan dalam rupa tanda-tanda sakramental. Altar adalah meja Tuhan, di sekelilingnya umat Allah berhimpun dan saling berbagi. Altar menjadi pusat kegiatan bersyukurnya umat.

Altar sebagai meja perjamuan kudus, seharusnya menjadi yang paling mulia dan paling indah. Altar adalah tanda Kristus, altar adalah simbol Kristus sendiri. Dalam tataran spiritual ternyata altar juga menyimbolkan umat kristiani. umat kristiani adalah altar-altar spiritual tempat kurban hidupnya dipersembahkan bagi Allah. Umat Kristiani yang memberikan dirinya sendiri, entah lewat doa maupun pengorbanan, menjadi batu-batu penjuru, di mana Yesus membangun altar Gereja-Nya. Dari altar mengalirlah spiritualitas jemaat dan setiap pribadi anggota Gereja.

            Misa pemberkatan altar berjalan dengan khidmat dan khusuk. Misa dihadiri + 500 orang, yang berasal dari Kaum Berjubah (Suster SCMM, Suster OSF, Ordo Kapusin, Postulan Kapusin, Postulan Suster SCMM), Umat Katedral (6 Lingkungan), Umat Stasi (Mela, Ketapang, Sarudik), dan Asrama Puteri St. Theresia. 
Interior Gereja Katedral Sibolga
Petugas liturgi Misa pada saat itu berasal dari LM. Bunda Sang Penebus (Bacaan 1: Ibu Ana Wongso, Bacaan 2: Ibu Erni Damanik), Pemazmur Petra Situmorang, Litani Sr. Yosefin OSF, Misdinar: PPA, Organis Ester (Asrama Putri), Pemimpin Lagu Saudari Bety Tandean, Koster: Sr Vera Marpaung SCMM dibantu Katekis Leo Hari, dan Vicentius Eka, Dokumentasi Bapak Elinus Waruwu.

Asal Usul, & Gotong Royong
            Altar terbuat dari Batu Marmer Putih yang berasal dari Lampung dengan berat  + 11 Ton. Altar dirancang oleh seorang Biarawan Kapusin kelahiran Berlin – Jerman Tahun 1938, yaitu Bruder Martinian Grutzner OFMCap dengan memakan waktu 4 Minggu. Altar tersebut merupakan sumbangan Bruder Martinian untuk Gereja. Namun demikian Paroki Katedral ikut berpartisipasi dalam dalam hal transportasi dll.
Bruder Martinian OFMCap
Proses pemasangan altar memakan waktu 2 hari, menggunakan sistem manual, sebab tidak memungkinkan memakai alat berat. Dengan penuh semangat & mandi keringat, Pastor Aloy Barut Pr ikut menarik Rantai Katrol & memikul balok-balok kayu. Demikian juga dengan Katekis Leo, Pak Antonius Silaban & Albertus Laoly (Satpam SMA Katolik), Pegawai LPTK (2 orang), Bpk Wances Pasaribu, Murid SMA Katolik, Legio Maria, dan Umat Katolik; dengan antusias ikut mendorong dan memikul Altar. Sebuah insiden nyaris terjadi, ketika Dongkrak yang diganjal kayu terlepas, dan hampir menimpa kepala Bruder Martinian yang pada saat itu tepat berada dibawah Altar.

Semoga dengan adanya altar ini membuat umat semakin menyadari makna altar dan meneladan Kristus yang rela mengorbankan diri demi mewartakan Injil dan karya penyelamatan. Semoga. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar