Sabtu, 13 Februari 2016

FKUB Kota Sibolga Menolak Kelompok Radikal


Tokoh Pemuka Agama
Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Sibolga mengadakan dialog lintas tokoh agama (Katolik, Islam, Protestan, dan Buddha), pada Hari Kamis, 11 Februari 2016, bertempat di Aula Kantor Walikota Sibolga. Pastor Blasius Yesse Pr menyampaikan tentang YANG BAKU DI ANTARA YANG BAKU. Hampir di segala zaman muncul komunitas-komunitas baru atau gerakan-gerakan baru dalam lingkungan komunitas yang sudah “baku”, baik dalam lingkungan sosio-kultural, lingkungan sosio-religius maupun dalam institusi sipil. 

Narasumber
Peserta
Kehadiran komunitas atau gerakan baru itu kerap kali membuat komunitas yang sudah mapan dan baku merasa “terusik”, karena falsafah atau gerakan yang baru itu sering tidak bisa dicocokkan atau diperdamaikan dengan falsafah atau tatanan yang sudah dipegang oleh mayoritas komunitas. Berhadapan dengan munculnya gerakan-gerakan kerohanian-yang-baru dalam Gereja Katolik, otoritas Gereja berusaha mengambil sikap yang bijak. Otoritas Gereja biasanya mengambil sikap bijak seperti Gamaliel dalam Kisah Rasul 5: 34-42, yakni “Bahwa bila sesuatu yang baru itu berasal dari Allah, maka akan bertahan, dan bila hanya berasal dari inisiatif manusiawi, maka akan hilang dengan sendirinya”. Sedangkan atas gerakan-gerakan baru yang jelas-jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip dogmatis dan menjadi skandal dalam kehidupan Gereja, otoritas Gereja mengambil sikap yang tegas dan bahkan keras. Ruang lingkup hukum Gereja Katolik adalah orang-orang Katolik. Dengan demikian, gerakan-gerakan baru di luar lingkup Gereja Katolik diserahkan kepada otoritas yang berwenang, baik otoritas sipil, otoritas adat maupun otoritas agama dari pihak yang tersangkut.
 Ketua FKUB Kota Sibolga H. Sarmadan Daulay menuturkan bahwa dialog interaktif ini diharapkan dapat mewujudkan Kota Sibolga sebagai Kota Berbilang Kaum yang aman, nyaman, kondusif dan bebas dari pengaruh isu-isu aliran sesat yang mengemuka saat ini seperti GAFATAR, ISIS, TERORIS, Dll.           
Ketua DPRD Toni Lumbantobing dalam sambutannya menyampaikan, Isu-isu paham radikal atau aliran sesat dapat masuk pada masyarakat diakibatkan beberapa faktor yang diantaranya: Ekonomi dan Sosial. Sehingga hal tersebut menjadi celah yang dapat dimasuki paham radikal, aliran sesat dan bahkan teroris dalam melancarkan aksinya. 
Kakan Kemenag Kota Sibolga Drs. Fedinan Tarigan turut menambahkan, ketidakpuasan suatu umat pemeluk agama terhadap pemuka agama dan pemerintahnya juga merupakan suatu pemicu tindakan radikal. Tanggung jawab akan kerukunan antar umat beragama tidak hanya pada tokoh agamanya  tetapi juga pada generasi muda, pemerintah, tokoh budaya dan seluruh elemen mayarakat.           
Sekretaris Daerah Kota Sibolga (Sekda) Drs. M. Sugeng mewakili Walikota Sibolga menuturkan bahwa Kota Sibolga sebagai kota berbilang kaum merupakan modal dasar yang amat bernilai dalam rangka membangun Kota Sibolga. Semangat yang tinggi akan persaudaraan, kebersamaan dan kesetiakawanan sosial dalam pergaulan hidup masyarakat merupakan kunci hidup rukun dan damainya masyarakat Sibolga. Kondisi rukun ini akan dapat terpelihara terus apabila para pemuka agama dapat menggunakan dan mengoptimalkan peran yang dimiliki sebagai penyampai firman-firman Tuhan di Masjid, Gereja, Vihara kepada para jemaahnya.
FKUB sebagai forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan memiliki tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, menampung dan menyalurkan aspirasi. “FKUB sebagai wadah forum kerukunan umat beragama dapat memainkan peranannya dan secara aktif melakukan dialog antar agama dalam upaya penyelesaian masalah-masalah yang dapat menggangu terciptanya kerukunan antar umat beragama, serta isu-isu radikal dan aliran sesat sesame antar umat beragama”, harapnya. 
Danrem 023 Kawal Samudra Kol. Inf Fachri dalam paparan yang disampaikan Dandim 0211 Tapanuli Tengah Letkol. Indra Kurnia mengatakan TNI mewaspadai adanya kelompok garis keras ISIS (Islamic State Iraq and Syria) yang dapat merusak persatuan bangsa. Indonesia adalah sebuah dengan dengan iklim yang bagus, memiliki energi minyak & gas, serta pangan yang berlimpah, sehingga banyak negara luar berusaha dan menghancurkan Indonesia melalui Narkoba. Jika Narkoba tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan “Lost Generation”.keberadaan organisasi GAFATAR di Kota Sibolga merupakan suatu hal yang harus di waspadai. 
Senada dengan Danrem, Kapolresta Sibolga AKBP Didi Wahyudi, S.I.K, MM menyampaikan bahwa keberadaan organisasi Gafatar di Kota Sibolga sudah teridentifikasi oleh pihak kepolisian Sibolga sejak tahun 2012 dengan melakukan aksi sosial donor darah. Namun dalam keberadaannya, organisasi ini tidak berkembang dan hanya memiliki 4 anggota yang terdaftar namun telah mengundurkan diri. Dan  yang pelu dilakukan saat ini adalah tindakan atau upaya untuk mencegah dan menangkal paham radikalisme ini kembali berkembang di Kota Sibolga. []     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar