Sabtu, 31 Desember 2011

Merancang Agenda Kehidupan Kita

                                                   Renungan Malam Pergantian Tahun

Para saudara,
Seorang Ibu miskin, suatu saat menemukan sebuah telur, lalu begitu bergembira dan memanggil anak-anaknya dan mengatakan kepada mereka: “Nak… ke sini kalian semua, Mama dapat rejeki luar biasa. Mulai sekarang, kita tidak perlu lagi mengkhawatirkan hidup kita lagi. Lihat: saya menemukan sebuah telur”. “Mama, apakah dengan sebuah telur itu bisa mengubah hidup kita menjadi lebih baik”, tanya salah seorang anaknya. “Oh, kalian tenang sajalah. Inilah yang akan kita buat denga telur ini...”

Kita akan mengeramkannya dengan ayam tetangga dan membiarkannya menetas menjadi seekor anak ayam. Kita tidak akan memakan anak ayam itu, tetapi kita biarkan ia bertumbuh, bertelur dan menetas, sehingga kita akan memiliki banyak ayam dan telur. Hebatkan……!?

Minggu, 25 Desember 2011

Tidak Tahu Menerima

Hari Raya Natal – Tahun B

Suatu saat, terjadilah bencana alam di salah satu desa terpencil. Rumah-rumah roboh, tanaman para warga hancur, binatang piaraan semua mati. Pendek kata, kehidupan kampung dalam sekejab hancur berantakan. Tentu saja orang-orang desa sangat membutuhkan uluran tangan. Maka, bantuan pun berdatangan dari mana-mana. Ada ratusan zak semen, bahan-bahan makanan pokok, pakaian bekas layak pakai, dlsb, sebagai tanda solidaritas sesama warga.

Sabtu, 24 Desember 2011

Apakah Yesus Sudah Lahir Bagi Kita?

                                                                    Malam Natal Tahun B

Pada zaman perang dunia II, waktu itu bangsa Jerman dan  Perancis merupakan dua musuh buyutan. Suatu hari, seorang serdadu Jerman, yang kebetulan seorang Kristen, sedang mengadakan patrol. Kira-kira, 200 meter dari tempatnya, ia melihat ada asap api. Ia ingin melihat ada apa  gerangan. “Pasti ada orang” pikirnya. Karena itu ia ingin melihat; ia jalan pelan-pelan, sesudah dekat, ia melihat seorang serdadu Perancis, sedang menghangatkan tubuhnya yang kedinginan dengan api itu. Serdadu Jerman langsung mengambil posisi dan mengarahkan senjatannya ke kepala serdadu Perancis itu. Ketika hendak menembak, serdadu Perancis itu tiba-tiba duduk. Maka, rencana menembak gagal. Kemudian serdadu Jerman kembali mengarahkan senjatannya kea rah serdadu Perancis tadi, tetapi tiba-tiba serdadu itu berdiri. Gagal lagi.

Minggu, 18 Desember 2011

Mendahulukan Kehendak Tuhan - Keunggulan Bunda Maria

Hari Minggu Adven IV – Tahun B

Para saudara,
Ada satu situs internet yang banyak membahas perihal gereja Katolik, yakni: Mempertanggungjawabkan Iman Katolik. Bagi yang  memiliki fasilitas internet, bisa juga membuka2 situs itu. Situs ini memuat diskusi mengenai ajaran kekatolikan, renungan, dlsb. Dua minggu lalu, situs ini memuat satu kisah tentang sepasang suami istri muda, memiliki 3 orang anak yang masih kecil-kecil. Suami bekerja sebagai penarik becak dan istri bekerja sebagai claning service. Mereka hidup sangat sederhana, tapi tampak bahagia.

Minggu, 11 Desember 2011

Membawa Orang Pada Tuhan

                                                                Hari Minggu Adven III – Tahun B
Para saudara,
Di Timur Tengah, ada dua tempat yang cukup terkenal, bahkan sering disebut-sebut dalam Kitab Suci, yaitu: DANAU TIBERIAS dan LAUT MATI. Keduanya sama-sama mengambil airnya dari Sungai Yordan, dimana Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Danau Tiberias atau sering juga disebut  Danau Galilea, menerima airnya dari Sungai Yordan di sebelah Utara dan air yang diterimanya, terus dialirkannya ke sebelah Selatan. Karena sifatnya itu, menerima dan mengalirkan, maka ia merupakan sumber hidupan yang menggembirakan. Berbagai jenis ikan, hidup di sana, sehingga para nelayan berlayar ke sana ke mari mencari rejeki. Bukan hanya itu, sawah-sawah yang ada di sekitar aliran airnya, menjadi subur dan menjadi sumber kegembiraan bagi para petani.

Minggu, 04 Desember 2011

Luruskanlah Lorong-lorong dan Jalan Tuhan

Hari Minggu Adven II – Tahun B

Saya sudah berkali-kali punya pengalaman tersesat di jalan tak kala tourne ke Stasi.  Sekitar 8 tahun lalu, ketika masih bertugas di Paroki Padangsidimpuan, saya mengunjungi satu stasi namanya Aek Tandihat (di gunung). Memang ada 2 orang disuruh oleh vorhanger menjemput kami, tapi ketika sampai di simpang, keduanya asyik menonton televisi di salah satu warung dan tidak tahu ketika kami lewat. Karena kami lihat tidak ada orang yang menjemput, kami jalan trus. Di tengah perjalanan, kami bertemu seseorang dan bertanya kepadanya di mana letak stasi Aek Tandihat. Dan ia mengatakan sebagai berikut, “Kalian ikuti saja jalan utama ini, kemudian berbeloklah ke kanan lalu lurus kemudian berbelok ke kiri, ada sungai baru sampai di Gereja.