Sabtu, 31 Desember 2011

Merancang Agenda Kehidupan Kita

                                                   Renungan Malam Pergantian Tahun

Para saudara,
Seorang Ibu miskin, suatu saat menemukan sebuah telur, lalu begitu bergembira dan memanggil anak-anaknya dan mengatakan kepada mereka: “Nak… ke sini kalian semua, Mama dapat rejeki luar biasa. Mulai sekarang, kita tidak perlu lagi mengkhawatirkan hidup kita lagi. Lihat: saya menemukan sebuah telur”. “Mama, apakah dengan sebuah telur itu bisa mengubah hidup kita menjadi lebih baik”, tanya salah seorang anaknya. “Oh, kalian tenang sajalah. Inilah yang akan kita buat denga telur ini...”

Kita akan mengeramkannya dengan ayam tetangga dan membiarkannya menetas menjadi seekor anak ayam. Kita tidak akan memakan anak ayam itu, tetapi kita biarkan ia bertumbuh, bertelur dan menetas, sehingga kita akan memiliki banyak ayam dan telur. Hebatkan……!?
Kita juga tidak akan memakan anaka-anak ayam dan telur-telur itu, kita akan menjualnya dan membeli seekor anak sapi. Kita akan memelihari anak sapi itu. Dan sapi itu akan beranak banyak dan kita akan segera memiliki kawanan sapi. Kita akan menjual sapi-sapi itu dan membeli sebidang tanah. Demikian kita akan terus membeli dan menjual, membeli dan menjual...”
Ibu itu berbicara dengan begitu bersemangat, sehingga telur itu terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai..


Para saudara,
Malam ini kita merayakan misa syukur pergantian tahun. Tahun 2011 akan segera kita tinggalkan dan sebentar lagi kita memasuki gerbang tahun 2012. Menjelang pergantian tahun, ibaratnya kita sedang mengevaluasi dan merancang ‘agenda’ kehidupan kita. Kita mengevaluasi agenda kehidupan yang sudah kita jalani, sekaligus dari situ kita merancang agenda kehidupan kita yang akan segera kita jalani. Dalam bahasa Puspas disebut: renstra = rencana strategis.

Kita menengok agenda kehidupan kita tahun 2011, penuh dengan peristiwa dan pengalaman manis dan pahit yang silih berganti. Peristiwa dan pengalaman manis, misalnya: kelahiran seorang anak, perkawinan anggota keluarga, keberhasilan anak-anak dalam studi, kesuksesan usaha dan pekerjaan, dlsb. Untuk para PNS, misalnya: kenaikan pangkat / golongan, lulus sertifikasi, dlsb. Pengalaman-pengalaman ini semua membuat kita tersenyum, tertawa, bangga dan bahagia. Pengalaman pahit pasti juga ada, misalnya: ada anggota keluarga kita yang sangat kita cintai meninggal, kegagalan anak dalam studi, usahan macet alias gagal, keretakan dalam hidup berkeluarga, menderita suatu penyakit, dlsb, yang membuat kita sedih, menitikkan air mata bahkan menangis.


Para saudara,
Peristiwa itu tadi, terjadi di tahun 2011, dan sebentar kita menutupnya sehingga tinggal sebagai kenangan. Bagaimana kita di tahun 2012 yang akan segera datang? Bagaimana kita mengisi dan merancang agenda kehidupan kita di tahun 2012? Pegangan pokok kita adalah pesan firman Tuhan dalam bacaan  Injil tadi, bahwa Firman itu, telah datang, dan dalam Firman itu ada hidup; hidup yang memberi peluang, kemungkinan, optimisme dan harapan; dan hidup itu ibarat terang yang bercahaya dalam kegelapan, yang mengusir kecemasan, keragu-raguan dan kegelapan hati kita. Kalau kita kombinasikan dengan rancangan agenda kehidupan kita tadi, yakni bahwa kita mesti merancang agenda kehiudupan kita dalam cahaya dan terang Firman Tuhan.
            Orang Kristen adalah orang yang optimis dan penuh pengharapan; orang Kristen adalah orang yang mampu menyesuaikan rancangannya  dengan rancangan Tuhan. Jika tidak, maka kita ibaratnya seperti Ibu yang menemukan telur ayam tadi. Hanya dengan sebuah telur dia sudah merancang banyak, beli ini, beli itu, buat ini, buat itu, dlsb. Tanpa menyadari bahwa di tangannya hanya ada sebuah telur, itu pun terlepas di tangannya dan hancur karena tidak mampu mengurus dan memeliharanya.
Seraya mensyukuri rahmat Tuhan yang telah kita alami di tahun 2011, marilah kita merancang dan menyusun agenda kehidupan kita di tahun 2012 ini dengan bijaksana, sesuai dengan situasi dan kondisi riel kita, dan terlebih harus dalam tuntunan dan terang  Firman Tuhan yang kini sudah hadir di tengah-tengah kita.
(Katedral/P. Sam Gulô Pr.)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar