Minggu, 25 Maret 2012

Biji Gandum Yang Jatuh ke Tanah

                                                        Hari Minggu V Prapaskah Tahun B
 
“Jika biji gandum jatuh ke tanah dan mati,  ia akan menghasilkan banyak buah”
Para saudara,
Saya pernah menonton acara Kick Andry di MetroTv, dengan topik: wanita-wanita hebat. Kehebatan mereka terletak pada kerelaan mereka mengorbankan hidup mereka, demi hidup orang lain. Dikisahkan, seorang Ibu yang terdampar di sebuah batu karang bersama anaknya yang masih kecil, pada waktu kapal mereka tenggelam. Tidak ada air dan makanan, hanya batu-batu saja. Tentu saja mereka lapar dan haus. Bagi si Ibu, rasa lapar dan haus  masih bisa ditahan, tapi anakmya yang masih berumur 2 tahun tampaknya tidak bisa.
Maka apa yang terjadi?  Sang ibu itu menggigit tangannya, maka mengalirlah darah segar lalu dikasihnya dimulut anaknya. Setelah minum darah Ibunya, wajah anaknya mulai tampak segar, tanda-tanda kehidupan. Darah Ibu itu terus mengalir dan mengalir, rupanya urat nadi terputus. Karena darah terus mengalir, ibu itu pun kehabisan darah,  lalu  menghembuskan nafasnya yang terakhir. Seketika itulah,  regu penolong datang, nyawa si anak memang tertolong, tapi nyawa sang Ibu sudah tidak tertolong lagi.

Minggu, 18 Maret 2012

Terang dan Kegelapan

                                     Hari Minggu Prapaskah IV Tahun B

Para saudara,
Ada banyak orang yang tidak nyaman dengan suasana gelap, termasuk saya. Kalau tiba-tiba listrik padam, maka kita cepat mencari cahaya, misalnya dengan menyalakan sebatang lilin, lampu teplok, lampu emergency, dlsb. Apa lagi kalau kita sedang ada acara penting, misalnya sedang makan atau lagi di kamar mandi, pasti kelabakan. Saya, misalnya, selalu menaruh sebatang lilin dan mancis di kamar makan dan di kamar mandi, supaya jika sewaktu-waktu listrik padam, langsung bisa menyalakannya. Memang begitulah umumnya kita, setiap orang yang  masih normal dan sehat selalu merindukan cahaya. Kalau toh listrik padam, kita menginginkan supaya listrik cepat-cepat bisa menyala lagi.
Tetapi harus diakui pula bahwa ada juga orang yang tidak suka cahaya. Mereka lebih menyenangi suasana gelap.  Siapakah mereka itu? Tidak lain adalah, orang-orang yang ingin agar  langkah-langkah dan perbuatan mereka tidak diketahui oleh orang lain.  Seorang pencuri, senang dengan suasana gelap, sebab dengan suasana gelap akan mempermudah langkah dan perbuatannya untuk mencuri. Terang dan gelap, dua situasi yang bertolak belakang: terang merupakan lukisan hal-hal yang baik dan positif, sedangkan kegelapan merupakan lukisan hal-hal yang negatif dan melenceng; terang merupakan lambang kehadiran Tuhan sedangkan gelap merupakan lambang perbuatan-perbuatan setan.

Minggu, 11 Maret 2012

Apakah Kita Peka Melihat Tanda-tanda?

Hari Mimggu Prapaskah III – Tahun B

Para saudara,
Dalam kehidupan ini, kita membutuhkan tanda-tanda.  Seorang anak, menginginkan tanda-tanda bahwa  kedua orang tuanya mencintai dan memperhatikan dia, misalnya: dia menantikan kedua orang tuanya merangkulnya, memujinya dan memberikan bingkisan ulang tahun.  Dua sejoli yang sedang bercinta, menginginlan tanda-tanda bahwa pasangannya sungguh mencintainya, misalnya: apakah pasangannya sering melihat atau meliriknya, pengen duduk bersama, kalau dikirim sms cepat-cepat dibalas, dlsb.
Dalam dunia kedokteran, seorang dokter yang memeriksa dan mengobati seseorang, ingin melihat ada tanda-tanda obatnya berdaya-guna, misalnya: si pasien, bertambah nafsu makan, wajahnya memerah, suhu badan turun dlsb. Seorang guru yang baik di sekolah ingin melihat tanda-tanda bahwa pelajarannya berhasil, misalnya: peserta didik bisa mengikuti pelajaran dengan baik, nilai para siswa semakin baik, dlsb. Seorang pengamat pendidikan, Dick Hartoko, SJ, pernah mengatakan bahwa mutu seorang guru dapat diukur dari kemampuannya mentrasfer ilmu kepada peserta didik, sehingga para siswa, sesulit apa pun pelajaran itu, dapat menangkap dan memahami dengan baik pelajaran itu. Pendek kata, kita semua, membutuhkan tanda-tanda.

Minggu, 04 Maret 2012

Cinta Mempertaruhkan Apa Saja

                                                                          Hari Minggu Prapaskah II Tahun B

Para saudara,
Ada sepasang anak muda, yang sudah pacaran selama 3 tahun. Laki-laki beragama bukan Kristen sedangkan perempuan beragama katolik. Dalam banyak hal tampak mereka sangat cocok.  Karena itu sudah mulai muncul keinginan untuk menikah. Suatu saat, sampailah mereka pada satu topik pembicaraan yang sangat pokok dan penting, yakni masalah agama.  Sang perempuan, sebagai seorang katolik yang taat dan saleh, berusaha membujuk  pacarnya, yang non Kristen, supaya  mengikuti dia, masuk katolik, tapi yang laki-laki tidak mau, malah sebaliknya berusaha menarik si perempuan ke agamanya.
Pembicaraan mereka perihal masalah agama ini, menemui jalan buntu dan tidak ada titik temu. Dari pembicaraan topik yang satu inilah, keduanya mulai merasakan bahwa antara mereka ada satu  perbedaan yang mengganjal dan sulit diperdamaikan, dan kalau toh perkawinan tetap dilangsungkan, pasti akan sulit  mencapai keharmonisan dalam keluarga. Karena itu, meski  berat dan menyakitkan, akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah secara baik-baik, sebelum melangkah lebih jauh.