Minggu, 28 April 2013

KITA HARUS SALING MENGASIHI



Hari Minggu Paskah V Tahun C

Para saudara,
Mungkin kita pernah mendengar kisah St. Laurensius, yang  hidup di kota Roma sekitar abad ke-2. Ia  seorang diakon dan besar sekali perhatiannya kepada orang-orang miskin, orang-orang cacat dan terlantar.  Ia dipercaya untuk mengelola harta benda Gereja. Pada saat itu, orang-orang Kristen di kota Roma sangat menderita karena penganiayaan oleh kaisar-kaisar Roma yang kafir. Pada suatu hari, ia ditangkap dan dihadapkan kepada Walikota Roma, berdasarkan tuduhan bahwa ia seorang Kristen. Walikota berkata kepada Laurensius: “Saya tidak menuntut supaya engkau mengingkari imanmu, tetapi jika engkau menyerahkan kepadaku semua harta kekayaan milik Gereja, maka saya akan membebaskan engkau”. Laurensius menjawab: “Baik, Bapak Walikota. Harta Gereja memang sangat banyak, karena itu berilah aku waktu selama tiga hari untuk mengumpulkannya”. Permintaan Laurensius dikabulkan oleh Walikota.
Laurensius pun mulai bergerak. Selama 3 hari ia menjelajah ke segala lorong kota Roma, mengumpulkan semua orang miskin, cacat, para gelandangan, pengemis dan anak yatim piatu, yang ia perhatikan selama ini.  Ia minta kepada mereka supaya nanti pada hari yang ditentukan, mereka mengikuti dia ke istana Walikota. Tibalah hari yang ditentukan itu, Laurensius menghadap kembali Walikota, dengan membawa orang-orang tadi, yang jumlahnya ribuan orang, dan berkata: “ Bp. Walikota, inilah harta kekayaan Gereja”. Walikota pun marah besar, lalu tanpa basa-basi lagi, ia menyuruh algojo-algojonya membakar dengan Laurensius hidup-hidup.

Minggu, 14 April 2013

CINTA: JIWA SEORANG GEMBALA



Hari Minggu Paskah III Tahun C

Alkisah, di pegunungan Himalaya, ada 2 suku yang saling bermusuhan. Satu tinggal di Dataran dan satu lagi di Puncak.  Pada suatu hari, suku dari Puncak menyerang suku Dataran, dan berhasil menculik seorang bayi dan membawa lari ke Puncak. Orang Dataran tidak tahu bagaimana cara mendaki gunung dan bagaimana cara menemukan orang-orang gunung itu. Meskipun demikian, mereka mengirim sekelompok tetarung terbaik mereka untuk mencari serta membawa pulang si bayi.  Kelompok petarung itu dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang ada, mencoba mendaki gunung itu. Namun setelah beberapa hari, mereka ternyata hanya berhasil mendaki beberapa ratus meter saja. Karena putus aja, dan lagi bahan-bahan makanan mulai menipis, selompok petarung Dataran itu memutuskan untuk kembali ke desa mereka di Dataran.
Saat mereka membereskan peralatan untuk turun, mereka melihat Ibu si bayi berjalan ke arah meraka dari arah puncak gunung. Mereka ternganga ketika melihat  ibu itu menuruni gunung yang tak berhasil mereka daki sambil menggendong bayinya itu. Luar biasa!  Yang menarik dan luar biasa di sini yakni:  kedalaman CINTA seorang Ibu kepada bayinya,  membakar semangatnya untuk meraih impiannya, yang sebelumnya tampak mustahil, yakni: mendapatkan kembali sang bayi.