Minggu, 13 November 2011

Mengembangkan Talenta


HARI MINGGU BIASA XXXIII A

Seorang pemburu menembak jatuh seekor burung elang di dahan sebatang pohon. Dengan segera si pemburu itu memanjat pohon itu dan melihat ada sarang burung elang itu, kemudia ia menemukan 1 butir telur elang itu. Telur itu dibawanya ke rumah dan diletakkan di sarang ayam untuk dierami.

Beberapa minggu kemudian, telur itu menetas bersama telur-telur ayam lainnya. Karena diasuh oleh  induk ayam, si anak elang hidup sebagaimana anak ayam lainnya: mengais, mematuki sisa-sisa makanan, dan tiap hari berjalan di tanah. Ia tidak pernah menggunakan sayapnya karena ia tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya seekor elang yang sanggup terbang tinggi.

Ketika sudah dewasa, si elang itu melihat seekor burung terbang tinggi di angkasa. “Makhluk apa itu?”, tanyanya kepada induk ayam yang mengasuhnya. “Itu seekor elang. Kamu pun  bisa seperti mereka. Cobalah… “, kata induk asuhnya. “Ah, mana bisa… aku takut nanti sayap saya patah, atau tersesat di angkasa”, jawabnya setiap kali dianjurkan oleh induk asuhnya untuk mencoba terbang. Tapi setiap kali melihat elang terbang di angkasa, ia hanya kagum dan karena tidak pernah mencoba, akhirnya, ia pun tidak akan pernah bisa terbang seperti elang, dan tetap hidup seperti ayam lainnya.

Pesan Cerita: orang sering kurang menyadari kemampuan dan kelebihannya. Sebetulnya, dalam dirinya ada potensi, talenta dan kemampuan, tetapi karena tidak berusaha mengembangkannya, akhirnya tidak berkembang dan mati.

Para saudara,
Injil pada hari ini berbicara soal talenta dan potensi. Talenta dan potensi yang diberikan oleh sang tuan yang seharusnya melahirkan tanggung-jawab dari hamba-hamba itu, yakni: mengembangkannya. Dua orang yang bertanggung-jawab atas kepercayaan tuannya, yaitu dengan melipatgandakannya uang yang diberikan. Sedangkan yang satu, tidak mau mengembangkan uangnnya, ia menyimpan saja. Oleh tuannya, orang ketiga ini dicela dan dibuang karena  tidak bertanggung-jawab.

            Ini  juga sering terjadi dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing: bakat, kemampuan, dan talenta; Tuhan telah memberikan kepada kita: kekayaan rohani, tawaran keselamatan. Jadi dalam diri kita sudah ada semacam potensi, bibit dan embio yang siap berkembang. Seperti si elang yang diasuh oleh induk ayam tadi, dia punya sayap yang panjang dan lebar serta paruh yang panjang dan kuat dan didesain oleh alam untuk bisa terbang. Tetapi karena tidak pernah dipakai dan dicoba akhirnya, sayap dan paruh itu menjadi tidak berarti baginya.

Para saudara
Yang diinginkan Tuhan dari kita yakni bahwa kita masing-masing dengan kemampuan dan situasi yang ada, mengembangkan potensi, talenta dan kemampuan yang telah diberikan Tuhan dalam diri kita. Ibarat seorang isteri cakap, dalam bacaan I tadi, setia dalam pekerjaannya sehari-hari. Ia senang bekerja dengan tangannya, menandakan kecakapan dan kesetiaan sebagai istri. Bagi istri yang cakap dan setia seperti ini, hidupnya lebih berharga daripada permata.

Bagaimana dengan hidup kita: apakah kita masing-masing berusaha mengembangkan hidup kita?  Tuhan telah menganugerahkan kepada kita: bakat, talenta, potensi dan kemampuan. Kita diberi suara yang cukup bagus dengan maksud supaya kita sumbangkan untuk memuji Dia. Kita diberi bakat mengajar dengan maksud supaya kita mendidik orang ke arah yang benar.  Kita diberi bakat untuk berusaha / berdagang , dengan maksud supaya kita ikut menyumbang dan mengembangkan Kerajaan-Nya di dunia ini.  Kita telah menerima  banyak supaya kita juga bisa memberi banyak. Dan kepada kita semua yang berjerih payah berjuang dan berlelah-lelah, Tuhan bersabda, “Sungguh kamu adalah orang yang setia. Terimalah kebahagiaan yang telah Aku sediakan bagimu”.
(P. Sam Gulo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar