Minggu, 26 Mei 2013

CINTA MELAHIRKAN PERSATUAN & PERSAUDARAAN



Hari Raya Tritunggal Mahakudus Tahun C

Para Saudara,
Di tahun 90-an, tentu kita masih ingat beberapa ajang pencarian bakat di beberapa chanel tv swasta, sebutlah misalnya: AFI = Akademi Fantasi Indosiar; KDI= Kontes Dangdut Indonesia dan Indonesian Idol. Sebetulnya paket acara ini diadopsi dari ajang pencarian bakat di televisi Amerika, yakni: American Idol. Para peserta yang sudah disaring dari ribuan peserta sebelumnya, dikarantinakan, lalu mereka diajar perihal olah vocal, teknik bernyanyi, koreografi, penguasaan panggung, dlsb. Setelah beberapa bulan, mereka mengikuti audisi, dan pemenangnya ditentukan  melalui polling SMS yang masuk. Setiap pekan harus ada 1 orang yang tereliminasi, sehingga pada saatnya, tinggal 1 yang tersisa dan itulah yang menjadi pemenangnya.
Saya termasuk salah seorang yang suka dengan acara ini. Saya suka dengan hidup mereka selama dikarantinakan: mereka betul-betul memandang kelompok mereka ini sebagai satu keluarga dan komunitas persaudaraan.  Tidak tampak lagi apa agamanya, sukunya, marganya, dlsb, itu semua luluh dalam satu keluarga Afi, Kdi dan Indonesia Idol. Pada saat ‘eliminasi’, saat yang paling mengharukan di mana salah seorang dari mereka harus pergi. Ketika disebut nama yang tereliminasi itu, mereka semua menangis, seolah-olah tidak rela temannya pergi. Luar biasa..! Pada tataran tertentu, tidak ada salahnya kalau kita belajar dari AFI, KDI dan Indonesia Idol bagaimana mereka  menghayati dan menghidupi suatu komunitas dan persaudaraan.

Minggu, 19 Mei 2013

K A R Y A R O H K U D U S



Hari Raya Pentakosta - Tahun C
 
Para Saudara,
Ada berita yang cukup hangat menjelang pertengahan bulan Mei ini, terkait pemberian Penghargaan Negarawan Dunia 2013 kepada Presiden  SBY, oleh organisasi Perdamaian, Demokrasi, Toleransi dan Dialog Antarkepercayaan, disingkat ACF (Appeal of Conscience Foundation) , yang berbasis di  New York, Amerika Serikat. Menurut rencana, penghargaan tersebut akan diberikan oleh organisasi itu di New York, Amerika Serikat, pada akhir Mei 2013 mendatang. Adalah Romo Franz Magnis-Suseno SJ, seorang pastor yang bergelar Professor, Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta dan seorang Pakar Etika Politik, menyampaikan protes kepada ACF atas rencananya memberi penghargaan itu kepada Presiden.
Dalam suratnya kepada ACF, Romo Frans Magnis-Suseno SJ, menulis: "Presiden mau diberi penghargaan saya tidak ada komentar. Tapi kalau disebut penghargaan karena jasanya memajukan toleransi, saya sangat keberatan”. Menurut Romo Magnis, selama 8,5 tahun kepemimpinan Presiden Yudhoyono, kaum minoritas Indonesia justru berada dalam situasi tertekan. Presiden bahkan tidak pernah memberikan seruan sepatah kata pun kepada rakyatnya untuk menghormati hak-hak kaum minoritas.                   Kalau kita perhatikan, Romo Magnis ini begitu berani. Tapi saya melihatnya secara lain, surat keberatan ini menjadi semakin bermakna karena menjelang                HR Pentakosta, peringatan turunnnya Roh Kudus kepada para rasul. Kalau bukan karena kuasa Roh Kudus, tidak mungkin ada keberanian seperti itu.
 

Minggu, 05 Mei 2013

D A M A I Y E S U S


                                                                Hari Paskah VI Tahun C

Para Saudara,
Ada 2 situasi yang mewarnai masyarakat internasional, yakni: perang dan damai. Kita kadang mendengar: antara negara A dan negara B ada perang; antara negara C dan D ada damai.  Tentu saja kita menginginkan supaya yang ada adalah damai. Tetapi damai antara 2 negara, tidak berarti bahwa ke-2-nya saling mencintai, seperti dalam bahasa kitab suci. Damai masyarakat internasional pada umumnya berdasarkan atas 2 sebab, yakni:    1). karena saling membutuhkan, dan  2). karena sama-sama takut.
Misalnya: antara Indonesia dan Jepang, ada damai. Alasannya karena antar kedua negara saling membutuhan. Indonesia membutuhkan  dari Jepang, seperti: Honda, mobil, radio, tv, dlsb; sedangkan Jepang membutuhkan dari Indonesia, misalnya: minyak, kayu serta bahan-bahan mentah lainnya. Maka damai menguntungkan kedua belah pihak.   Contoh lain: Amerika dan Rusia juga dalam keadaan damai, alasan sebetulnya adalah karena sama-sama takut.  Baik Amerika maupun Rusia, tahu bahwa lawannya mempunyai begitu banyak senjata, sehingga kalau ada perang, ke-2-nya akan hancur. Karena itu, lebih baik damai saja. Jadi perasaan takut sama lain dan rasa saling membutuhkan, sering menjadi alasan adanya damai di dunia ini.