Hari Raya Tritunggal Mahakudus Tahun C
Para Saudara,
Di tahun 90-an, tentu kita masih ingat beberapa
ajang pencarian bakat di beberapa chanel
tv swasta, sebutlah misalnya: AFI = Akademi Fantasi Indosiar; KDI= Kontes
Dangdut Indonesia dan Indonesian Idol. Sebetulnya paket acara ini diadopsi dari
ajang pencarian bakat di televisi Amerika, yakni: American Idol. Para peserta yang sudah disaring dari
ribuan peserta sebelumnya, dikarantinakan, lalu mereka diajar perihal olah
vocal, teknik bernyanyi, koreografi, penguasaan panggung, dlsb. Setelah
beberapa bulan, mereka mengikuti audisi, dan pemenangnya ditentukan melalui polling SMS yang masuk. Setiap pekan harus
ada 1 orang yang tereliminasi, sehingga pada saatnya, tinggal 1 yang tersisa
dan itulah yang menjadi pemenangnya.
Saya termasuk salah seorang yang suka dengan
acara ini. Saya suka dengan hidup mereka selama dikarantinakan: mereka
betul-betul memandang kelompok mereka ini sebagai satu keluarga dan komunitas persaudaraan. Tidak tampak lagi apa agamanya, sukunya,
marganya, dlsb, itu semua luluh dalam satu keluarga Afi, Kdi dan Indonesia
Idol. Pada saat ‘eliminasi’, saat yang paling mengharukan di mana salah seorang
dari mereka harus pergi. Ketika disebut nama yang tereliminasi itu, mereka
semua menangis, seolah-olah tidak rela temannya pergi. Luar biasa..! Pada
tataran tertentu, tidak ada salahnya kalau kita belajar dari AFI, KDI dan
Indonesia Idol bagaimana mereka menghayati dan menghidupi suatu komunitas dan
persaudaraan.
Para Saudara,
Hari ini Gereja kita merayakan Tritunggal Mahakudus. Ada banyak kajian
teologis mengenai paham tritunggal, tapi kita tidak masuk dalam wilayah itu.
Apa pun teori tentang paham Allah Tritunggal, tetapi selalu bermuara pada satu
makna, yakni: persatuan dan kesatuan. Hal ini tampak dalam kata-kata Yesus
tadi: “Segala milik Bapa adalah
milik-Ku, dan Roh Kudus akan mewartakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari
Bapa-Ku”. Jadi, sesungguhnya hanya ada SATU Allah tapi TIGA Pribadi. Dalam
Bapa ada Putera dan Roh Kudus; dalam Putera ada Bapa dan Roh Kudus; dan dalam
Roh Kudus ada Bapa dan Putera.
Ketiga Pribadi Ilahi itu bersatu dan bersekutu
dalam satu Allah yang Esa, yang melahirkan suatu “dinamika hidup yang penuh
kasih”, yakni: Allah yang “jatuh hati kepada manusia. Itu maksudnya kata-kata
rasul Paulus tadi kepada jemaat di Roma, dalam bacaan II: “Allah telah mencurahkan cinta kasih-Nya ke dalam hati kita berkat Roh
Kudus yang dianugerahkan kepada kita”. Jadi boleh kita katakan begini: Cinta kasih yang berasal dari Allah, dicurahkan
oleh Roh Kudus yang diutus oleh Yesus: akan menciptakan persatuan, kekeluargaan
dan persaudaraan, yang membuat hidup kita lebih dinamis dan mengesankan bagi
banyak orang.
Para Saudara,
Ajaran Allah Tritunggal, bukan pertama-tama
suatu kebenaran yang dapat dimengerti atau dianalisis secara ilmiah-matematis,
tetapi lebih sebagai suatu kebenaran yang dapat dihayati dan dialami. Cinta
kasih yang dicurahkan itu: mempersatukan; mengajak bekerjasama dan mempererat
persaudaraan. Ini makna dasar dari misteri Allah Tritunggal itu. Afi, Kdi dan
Indonesia Idol di tahun 1990-an, melahirkan suatu paket acara televisi yang
sangat memikat dan menyihir para pemirsa, karena pada saat itu mereka sangat
menekankan persaudaraan dan kekeluargaan sebagai warna hidup mereka. Di tahun
2000-an sampai sekarang, acara pencarian bakat kian marak, termasuk Indonesia Idol juga masih eksis, tapi
nilai-nilai di dalamnya sudah banyak bergeser. Rasa persatuan dan kekeluaragaan
yang dulu sangat ditekankan, sekarang telah digantikan oleh unsur bisnis, dan
sejenisnya, membuat ia kurang bernyali dan kurang menarik bagi para pemirsa.
Bagaimana
dengan kita? Hidup kita akan memiliki daya; memiliki pesona dan bersifat
dinamis, kalau kita sungguh menghayati persatuan dan kesatuan; kalau kita
menyadari diri sebagai komunitas dan anggota keluarga Allah yang dijiwai cinta
kasih sebagai perekat dan pemersatu. Warna kehidupan Afi, Kdi dan Indonesia Idol di tahun
1990-an, bisa menjadi inspirasi
bagi kita dalam menghayati persatuan sebagai umat Stasi dan Paroki. Terlebih pada perayaan HR Tritunggal Mahakudus ini,
marilah kita mohon rahmat dari Tuhan, agar kita mampu meneladani kesatuan Allah
Tritunggal itu, sebagai model ideal persatuan, kesatuan dan kekeluargaan kita: baik
sebagai umat di lingkungan, sebagai umat Stasi, maupun sebagai umat Paroki Katedral. (Sibolga/Ketapang/26-05-2013/Sam) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar