Minggu, 26 Mei 2013

CINTA MELAHIRKAN PERSATUAN & PERSAUDARAAN



Hari Raya Tritunggal Mahakudus Tahun C

Para Saudara,
Di tahun 90-an, tentu kita masih ingat beberapa ajang pencarian bakat di beberapa chanel tv swasta, sebutlah misalnya: AFI = Akademi Fantasi Indosiar; KDI= Kontes Dangdut Indonesia dan Indonesian Idol. Sebetulnya paket acara ini diadopsi dari ajang pencarian bakat di televisi Amerika, yakni: American Idol. Para peserta yang sudah disaring dari ribuan peserta sebelumnya, dikarantinakan, lalu mereka diajar perihal olah vocal, teknik bernyanyi, koreografi, penguasaan panggung, dlsb. Setelah beberapa bulan, mereka mengikuti audisi, dan pemenangnya ditentukan  melalui polling SMS yang masuk. Setiap pekan harus ada 1 orang yang tereliminasi, sehingga pada saatnya, tinggal 1 yang tersisa dan itulah yang menjadi pemenangnya.
Saya termasuk salah seorang yang suka dengan acara ini. Saya suka dengan hidup mereka selama dikarantinakan: mereka betul-betul memandang kelompok mereka ini sebagai satu keluarga dan komunitas persaudaraan.  Tidak tampak lagi apa agamanya, sukunya, marganya, dlsb, itu semua luluh dalam satu keluarga Afi, Kdi dan Indonesia Idol. Pada saat ‘eliminasi’, saat yang paling mengharukan di mana salah seorang dari mereka harus pergi. Ketika disebut nama yang tereliminasi itu, mereka semua menangis, seolah-olah tidak rela temannya pergi. Luar biasa..! Pada tataran tertentu, tidak ada salahnya kalau kita belajar dari AFI, KDI dan Indonesia Idol bagaimana mereka  menghayati dan menghidupi suatu komunitas dan persaudaraan.


Para Saudara,
Hari ini Gereja kita merayakan Tritunggal Mahakudus. Ada banyak kajian teologis mengenai paham tritunggal, tapi kita tidak masuk dalam wilayah itu. Apa pun teori tentang paham Allah Tritunggal, tetapi selalu bermuara pada satu makna, yakni: persatuan dan kesatuan. Hal ini tampak dalam kata-kata Yesus tadi: “Segala milik Bapa adalah milik-Ku, dan Roh Kudus akan mewartakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari Bapa-Ku”. Jadi, sesungguhnya hanya ada SATU Allah tapi TIGA Pribadi. Dalam Bapa ada Putera dan Roh Kudus; dalam Putera ada Bapa dan Roh Kudus; dan dalam Roh Kudus ada Bapa dan Putera.
Ketiga Pribadi Ilahi itu bersatu dan bersekutu dalam satu Allah yang Esa, yang melahirkan suatu “dinamika hidup yang penuh kasih”, yakni: Allah yang “jatuh hati kepada manusia. Itu maksudnya kata-kata rasul Paulus tadi kepada jemaat di Roma, dalam bacaan II: “Allah telah mencurahkan cinta kasih-Nya ke dalam hati kita berkat Roh Kudus yang dianugerahkan kepada kita”. Jadi boleh kita katakan begini: Cinta kasih yang berasal dari Allah, dicurahkan oleh Roh Kudus yang diutus oleh Yesus: akan menciptakan persatuan, kekeluargaan dan persaudaraan, yang membuat hidup kita lebih dinamis dan mengesankan bagi banyak orang.

Para Saudara,
Ajaran Allah Tritunggal, bukan pertama-tama suatu kebenaran yang dapat dimengerti atau dianalisis secara ilmiah-matematis, tetapi lebih sebagai suatu kebenaran yang dapat dihayati dan dialami. Cinta kasih yang dicurahkan itu: mempersatukan; mengajak bekerjasama dan mempererat persaudaraan. Ini makna dasar dari misteri Allah Tritunggal itu. Afi, Kdi dan Indonesia Idol di tahun 1990-an, melahirkan suatu paket acara televisi yang sangat memikat dan menyihir para pemirsa, karena pada saat itu mereka sangat menekankan persaudaraan dan kekeluargaan sebagai warna hidup mereka. Di tahun 2000-an sampai sekarang, acara pencarian bakat kian marak, termasuk  Indonesia Idol juga masih eksis, tapi nilai-nilai di dalamnya sudah banyak bergeser. Rasa persatuan dan kekeluaragaan yang dulu sangat ditekankan, sekarang telah digantikan oleh unsur bisnis, dan sejenisnya, membuat ia kurang bernyali dan kurang menarik bagi para pemirsa.
            Bagaimana dengan kita? Hidup kita akan memiliki daya; memiliki pesona dan bersifat dinamis, kalau kita sungguh menghayati persatuan dan kesatuan; kalau kita menyadari diri sebagai komunitas dan anggota keluarga Allah yang dijiwai cinta kasih sebagai perekat dan pemersatu. Warna kehidupan Afi, Kdi dan Indonesia Idol di tahun 1990-an, bisa menjadi inspirasi bagi kita dalam menghayati persatuan sebagai umat Stasi dan Paroki.  Terlebih  pada perayaan HR Tritunggal Mahakudus ini, marilah kita mohon rahmat dari Tuhan, agar kita mampu meneladani kesatuan Allah Tritunggal itu, sebagai model ideal persatuan, kesatuan dan kekeluargaan kita: baik sebagai umat di lingkungan, sebagai umat Stasi, maupun sebagai  umat Paroki Katedral. (Sibolga/Ketapang/26-05-2013/Sam) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar