Minggu, 15 Januari 2012

Kita Menjadi Sarana Mengenal Tuhan

Hari Minggu Biasa II – Tahun B

Para saudara,
Saya jadi teringat tentang riwayat panggilan saya. Kurun waktu 1981-1984, saya sekolah di SMP RK Bunga Mawar, Gunungsitoli dan tinggal di Asrama Don Bosco, di bawah asuhan Fr. Andre CMM. Selain itu, selama di Asrama Don Bosco, saya sering menjadi mesdinar di Gereja St. Maria, Gunungsitoli. Menjelang tamat SMP, Fr. Andre  memanggil saya dan menanyakan apakah tidak berminat masuk biara, khususnya frater CMM. Secara polos saya jawab: tidak, karena pada saat itu, menjadi biarawan, sedikit pun belum ada dalam pikiran saya.

Tamat SMP, saya melanjut di SMA Xaverius Gunungsitoli dan tinggal di Asrama St. Stefanus, 1984-1987. Selama tinggal di Asrama, saya tetap aktif sebagai mesdinar. Suatu ketika, saat itu aku sudah  kelas III, ada seorang guru saya, namanya Bpk. Yustinus Zebua, secara spontan dia berkata kepada saya: “Kamu ini cocok jadi pastor”. Saya tertegun sambil teringat kata-kata  Fr. Andre, sebelumnya, yang menganjurkan saya menjadi frater. Saya balik bertanya, “Kenapa bapak berkata seperti itu?”: Dia menjawab: “Saya melihat kamu seorang yang tenang, sering menjadi mesdinar di Gereja, yah menjadi pastor sekalian sajalah”.  Pada saat itu, saya tidak terlalu menanggapi karena memang hal itu belum terpikirkan oleh saya, malah saya bercita-cita melanjut ke UNIKA St. Thomas, Medan. Tetapi saya yakin bahwa ketika akhirnya saya memutuskan mengikuti testing masuk seminari tinggi, pasti tidak terlepas dari anjuran Fr. Andre, dan bapak Yustinus Zebua, beberapa waktu sebelumnya.

Para saudara,
Hal yang hampir mirip, kita dengar dalam bacaan-bacaan kitab suci tadi. Samuel, dalam bacaan I, pada permulaan, belum mengenal Tuhan. Ketika Tuhan memanggil dia, dia mengira bahwa nabi Eli yang memanggil dia. Eli tahu persis siapa yang memanggil anak itu, karena itu Eli meminta kalau dipanggil lagi, maka jawab: “Berbicaralah Tuhan, hamba-Mu mendengarkan”. Jadi Samuel, akirnya mengenal dan menyadari panggilan Tuhan melalui bimbingan nabi Eli.
Hal yang sama terjadi dalam bacaan Injil. Andreas, seorang murid Yohanes Pemandi. Suatu ketika Yesus lewat, ditunjukkan oleh Yohanes bahwa Yesuslah anak domba Allah yang harus diikuti. Lalu Andreas pun mengikuti Yesus. Selanjutnya Andreas memberitahu Simon, saudaranya bahwa dia telah menemukan Mesias. Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus dan kemudia mengikuti Yesus.  Jadi, Andreas mengenal dan mengikuti Yesus karena Yohanes, dan Simon mengenal dan mengikuti Yesus karena Andreas.

Para saudara,
Mengenal dan mengikuti Tuhan memang banyak jalannya. Samuel, Andreas, dan Simon Petrus mengenal dan mengikuti Tuhan karena diberitahu dan dijelaskan oleh orang lain. Sama seperti saya, menyadari panggilan Tuhan dalam diri saya lewat sapaaan dan anjuran orang lain. Tentu Tuhan bisa saja langsung menjelaskan diriNya kepada setiap orang, tetapi ternyata dalam banyak peristiwa, kisah orang-orang terpanggil, Tuhan kerap kali  menggunakan tangan, pikiran, keaktifan manusia untuk memberitahukan diri-Nya.
Kita pun bisa mengingat kembali bagaimana akhirnya kita dulu menjadi katolik. Ada orang menjadi katolik karena pernikahan; ada orang menjadi katolik karena terkesan dengan seorang suster atau frater yang ramah, penuh perhatian, teduh wajahnya, dlsb; ada orang menjadi katolik karena pernah tinggal di asrama atau karena pernah sekolah di sekolah katolik, dan terkesan dengan suster atau frater pimpinan asrama yang ramah, keibuan, dlsb. Begitu pula, menjadi pastor, biarawan/ti banyak cara dan ragamnya.  Kisah panggilan saya, hanyalah salah satu cara saja.
            Hari ini, Gereja mengajak kita, agar kita bisa menjadi sarana bagi orang lain mengenal Tuhan, sama seperti nabi Eli memperkenalkan Tuhan kepada Samuel; Yohanes memperkenalkan Yesus kepada murid-muridnya; dan Andreas memperkenalkan Simon kepada Yesus. Pertanyaan untuk kita adalah: apa yang perlu saya usahakan agar kehadiranku dalam keluarga, komunitas, di tempat kerja, di masyarakat, dlsb, dapat menjadi sarana bagi orang lain untuk bertemu dengan Tuhan? Inilah yang menjadi permenungan kita semua, dan supaya kita memperoleh kekuatan untuk itu, marilah kita mohon kekuatan dari Tuhan, melalui perayaan kurban Kristus pada hari ini. (Katedral/P. Sam. /15-01-2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar