Minggu, 09 September 2012

Janji Keselamatan Tuhan

                                         Hari Minggu Biasa XXIII Tahun B


Saudara-saudari,
Dalam paham masyarakat Jawa tradisional, ada satu sosok pribadi yang sangat terkenal, yang disebut dengan istilah Ratu Adil. Ini ditulis  dalam Ramalan Jayabaya oleh seorang raja yang adil dan bijaksana di Mataram, namanya Prabu Jayabaya (1135-1159). Dalam ramalan Jayabaya ini, disebutkan bahwa di masa depan, yang tidak diketahui kapan, akan ada Zaman Keemasan bagi Nusantara. Zaman itu, didahului dengan datangnya suatu masa penuh bencana. Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai akan meluap. Ini akan menjadi masa penderitaan dan kesewenang-wenangan; masa orang-orang licik berkuasa dan masa orang-orang baik akan tertindas.
Tetapi setelah masa yang berat dan suram itu, datanglah sang Ratu Adil. Dengan datangnya Ratu Adil, maka datanglah zaman baru; zaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan; zaman keemasan Nusantara. Ramalan tentang Ratu Adil ini, biar pun berbau  fiktif, tetapi sangat menghibur, meneguhkan, memberi harapan dan tetap hidup dalam pemikiran  masyarakat Jawa.  Kalau sekarang hidup kita bersusah-susah dan menderita, itu akan segera berakhir, akan datang Ratu Adil, membawa harapan dan memulihkan segala sesuatu.


Saudara-saudari,
Dalam paham  kita orang Kristen, ada paham  tentang Mesis yang akan datang, yang akan membaharui segala-galanya. Sebetulnya, paham tentang Mesias ini, sudah lama dinubuatkan oleh nabi Yesaya, kira-kira 700 thn SM. Itulah yang dikisahkan dalam bacaan I tadi.  Zaman mesianis itu merupakan  masa yang dirindukan, penuh keindahan, dan merupakan zaman penciptaan baru. Pada saat itu: mata orang buta akan dicelikkan, telinga orang-orang tuli akan mendengar;  mulut orang-orang bisu akan bersorak-sorai dan orang-orang lumpuh akan melompat bagaikan rusa; padang gurun akan memancarkan air;  sungai akan mengalir di padang belantara dan tanah pasir akan menjadi kolam. Sungguh indah dan luar biasa datangnya zaman mesianis itu. Mirip sekali dengan paham Ratu Adil dalam Ramalan Jayabaya, dalam tradisi masyarakat Jawa tadi.

Nubuat Yesaya tentang datangnya zaman mesianis, telah terpenuhi dalam diri Yesus.  Dalam bacaan Injil tadi, Yesus memperlihatkan bahwa apa yang dinubuatkan nabi Yesaya itu telah menjadi kenyataan. Benarlah, jika nabi bernubuat atas nama Tuhan, nubuat itu pasti akan terlaksana. Mukjizat penyembuhan seorang tuli dan bisu oleh Yesus, menjadi tanda nyata bahwa Yesus betul-betul merupakan Mesias yang dijanjikan Allah untuk menyelamatkan umat-Nya.

Saudara-saudari,
Penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus, bukan hanya berlangsung dulu tetapi terus berlangsung hingga sekarang ini. Mukjizat Yesus tidak hanya berlangsung dulu tetapi juga berlangsung hingga hari ini bahkan pada saat ini pun. Tepatlah thema Bulan Kitab Suci nasional tahun ini: Menyaksikan Mukjizat Tuhan. Atas dasar panggilan kita, Yesus telah memerintahkan kita untuk mewujudkan mukjizat itu.
Di sekitar kita ada banyak yang tuli dan gagap, kalau tidak secara fisik, ya secara mental – spiritual. Tuli dalam arti tidak peduli dengan firman Tuhan; gagap dalam arti tidak mempunyai niat dan semangat untuk menyampaikan kehendak Tuhan. Tuli dan gagap disebabkan oleh berbagai kecemasan duniawi; tuli dan gagap karena terhimpit oleh kekuatan-kekuatan dan bujuk rayu setan di sekitarnya; tuli dan bisu mana kala tantangan dan penderitaan memporak-poranda hidupnya. Dalam situasi seperti itulah, kita tampil membawa harapan mesianis bagi mereka.

Saudara-saudari,
Kata-kata Yesus dalam Injil tadi: “Efata”, artinya terbukalah, tetap aktul hingga saat ini. Syaratnya yakni: kita mau dipakai oleh Yesus menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam menghadirkan zaman mesianis itu. Jika orang saling meneguhkan, saling menghibur dan saling menguatkan, kiranya ramalan datang Ratu Adil, dalam paham masyarakat Jawa tadi, bukan isapan jempol belaka tetapi sungguh nyata. Takkala kita mau berbagi dalam hidup ini, takkala kita membawa harapan bagi sesama, maka nubuat mesianis dari nabi Yesaya, yang telah terpenuhi dalam Diri Yesus, menjadi hadir dan nyata dalam hidup kita. Semoga kita mampu mewujudkannya. (Katedral/P. Sam Gulô/09-09-2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar