Minggu, 10 Juni 2012

Tubuh & Darah Kristus Sumber Hidup


Hari Minggu Tubuh dan Darah Kristus, Tahun B

Para saudara,
Ada sebuah filem berjudul” PENGORBANAN”. Filem ini mengisahkan seorang bapak yang bernama Raja dan seorang anak angkatnya bernama Sedek. Sudah 30 tahun bapak Raja menikah dgn istrinya, akan tetapi belum dikaruniai anak.  Karena itu, ia mengangkat  Sedek  ini jadi anaknya, anak keponakannya.  Pada umur  17 tahun, Sedek  mulai mengidap beberapa jenis penyakit. Pertama sekali: sakit mata sehingga menjadi buta. Dokter rumah sakit mengatakan,   matanya bisa normal kembali dengan cara dioperasi jika ada  orang lain yang memberi matanya.  Bapak Raja tadi berkata, jika anak  saya bisa sembuh maka saya merelakan mata saya yang satu. Dengan operasi tadi maka Sedek, bisa melihat kembali, sementara pak Raja tinggal dengan satu mata.
Satu tahun setelah itu, Sedek  menderita penyakit lain yakni sakit ginjal.  Dokter mengatakan, dia bisa hidup asal dioperasi dan diganti dengan ginjal orang lain. Pak Raja tadi mengatakan, “Kurelakan ginjal  saya yang satu jika dia bisa hidup”. Dengan satu buah ginjal  maka Sedek bisa hidup. Tiga tahun setelah itu, Sedek  kembali menderita penyakit lain lagi yakni: leukemia atau kanker darah.  Dokter  mengatakan, dia bisa hidup tapi harus dibuang semua darahnya karena sudah kotor dan diganti dengan darah orang lain.  Pak Raja mengatakan, “Kalau begitu,  saya relakan  darah saya, asal dengan itu anak saya bisa hidup”.  Akhir kata, setelah darah bapak itu disedot, iapun meninggal akan tetapi anaknya hidup.


Para saudara,
Hari Minggu ini adalah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Pada hari ini, dijelaskan kepada kita apa makna perayaan Tubuh dan Darah Tuhan. Maknanya yakni: mengingatkan kita semua bahwa Kristus telah merelakan dan mengorbankan hidup-Nya untuk kita melalui misteri salib.  Ia mengorbankan tubuh-Nya menjadi santapan  kita  dan darah-Nya menjadi minuman, yang  menyucikan kita dari dosa.
Dalam bacaan I tadi, kita mendengar bagaimana orang Yahudi  menyiapkan pesta paskah, yakni mereka mendirikan satu buah mezbah tempat kurban bakaran kepada Tuhan.  Lalu mereka memotong satu ekor lembu jantan, sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Darah lembu itu tidak diminum tetapi digunakan untuk memerciki orang banyak. Darah itu menjadi darah perjanjian yang diikat Allah dengan umat-Nya.
Tradisi paskah Yahudi ini, telah dibaharui oleh Yesus. Dalam bacaan II tadi, dijelaskan bahwa bukan lagi darah domba dan darah lembu yang menyucikan kita, tetapi darah Yesus sendiri, yang menyucikan hati nurani  kita  dari perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadat kepada Allah yang hidup.  

Para saudara,
Dalam bacaan Injil tadi, dikisahkan bagaimana Yesus bersama dengan para murid  menyiapkan perayaan  Paskah. Kita dengar tadi, Yesus menyuruh para murid-Nya untuk mempersipkan apa-apa yang diperlukan pada pesta paskah itu. Ketika mereka sudah berkumpul di salah satu ruangan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagi dan memberikannya kepada para murid-Nya seraya berkata, “Ambillah, inilah Tubuh-Ku!”. Sesudah itu Dia mengambil cawan, mengucap syukur dan memberikannya kepada para murid, seraya berkata,  “Inilah Darah-Ku, darah Perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang!”.
Tubuh dan Darah Kristus, yang kita santap pada saat kurban misa, adalah Kristus sendiri, yang memberikan hidup-Nya untuk keselamatan kita.  Inilah yang menjadi inti dan makna perayaan ekaristi.  Mirip dengan kisah bapak Raja tadi,  sampai 3 kali dia merelakan bagian penting dari tubuhnya demi hidup anaknya: mata, ginjal  dan darahnya, akhirnya dia sendiri mati, tetapi anaknya hidup.

Para saudara,
Hari ini, kita merayakan kurban misa. Jelas bagi kita: yang kita santap bukan roti dan anggur, tetapi Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Kristus yang memberikan hidup-Nya sendiri bagi kita. Karena itu, semoga dengan perayaan ini, semakin menumbuhkan rasa cinta kita akan Ekaristi, sebab melalui ekaristi, menjadi nyata bagi kita bahwa Kristus telah memberikan hidup-Nya untuk kita, demi keselamatan kita. Amen. (Karedral / P.Sam Gulô/10-06-2012). ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar