Hari
Raya Tritunggal Mahakudus, Tahun B
Para saudara,
Harian Kompas, 1 Juni 2012, pada
kolom Tajuk Rencana, menulis 1 artikel berjudul, Pancasila Masuk Kotak. Artikel ini ditulus dalam rangka hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945. Sejak lahirnya Pancasila oleh Presiden
I RI, Soekarno, Pancasila telah ditetapkan sebagai ideologi Negara dan sumber
segala sumber hukum dan pilar demokrasi. Pancasila menjadi perekat bangsa
karena mengakui pluralisme, keragaman dan perbedaan yang memungkinkan seluruh komponen anak bangsa
bisa hidup berdampingan secara damai.
Tetapi beberapa tahun belakangan ini, ada kelompok-kelompok tertentu yang
berusaha menghapus Pancasila. Usaha mereka tampak berhasil dan bahkan bisa
menekan otoritas kekuasaan. Lihat misalnya: Pancasila tidak lagi dilafalkan
dalam pidato resmi, penataran dan sejenisnya, bahkan di beberapa sekolah pada
saat penaikan bendera, pancasila tidak lagi diucapkan. Ini ancaman serius bagi
NKRI. Maka ada benarnya tulisan redaksi harian Kompas itu bahwa, Pancasila Masuk Kotak. Kita berharap
supaya Pancasila tidak benar-benar masuk kotak. Pancasila itu adalah kekayaan sekaligus kebanggaan kita. Pancasila itu mengajak hidup
bergotong-royong, memperkokoh kesatuan,
persatuan dan persaudaraan sebagai anak bangsa.
Para saudara,
Pada
hari Minggu ini, Gereja kita merayaan HR Tritunggal Mahakudus, yakni Allah
Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Ajaran Tritunggal Mahakudus, merupakan
salah satu dogma yang sarat perdebatan teologis sepanjang sejarah Gereja.
Mengapa? Karena ajaran ini menyangkut diri dan hakekat Allah sendiri. Dan kita
tahu bahwa Allah tetap sebagai misteri bagi kita. Semua rumusan teologi hanya
membantu kita untuk merefleksikan secara ilmiah, siapa Allah, tetapi tidak akan
pernah menyingkapkan secara definitif siapa Allah, karena memang mustahil itu
terjadi. Santo Augustinus, seorang uskup dan teolog paling berpengaruh pada abad
pertengahan, pernah mengatakan: “Tidak
ada yang bisa menyelami dan menerangkan siapa Allah”
Oleh
karena itu, perlu kita sadari bahwa kebenaran Tritunggal Mahakudus, bukan pertama-tama suatu kebenaran yang harus
dimengerti tetapi kebenaran yang dapat
dihayati dan dialami setiap hari, asal kita peka dan
percaya. Makna dan inti Tritunggal Mahakudus adalah: PERSATUAN dan KESATUAN ketiga Pribadi Ilahi itu, bersatu dan bersekutu, membawa kebahagiaan
sempurna bagi manusia. Jadi mirip dengan
makna Pancasila: keragaman, kebhinnekaan, kegotong-royongan dan persatuan. Jadi
sesungguhnya Pancasila sangat kristiani, dan justru itu, aliran-aliran radikal
dalam agama tertentu, berusaha menghapus
Pancasila sebagai ideologi Negara, dan mau menggantinya dengan ideologi lain
yang sesuai dengan faham mereka.
Para saudara,
Kesatuan Tritunggal Mahakudus, dapat dirumuskan begini: “Bapa yang menciptakan,
mengadakan dan melahirkan; Putra yang menebus, menyelamatkan, yang memulihkan
dan membangun; dan Roh Kudus yang menggerakkan, menimbulkan cinta, dan harapan.
Jadi hanya ada satu Allah, tetapi tiga Pribadi dan tiga peran-Nya dalam kehidupan
manusia. Hal ini sulit dimengerti, tetapi bisa dialami. Satu
contoh: bagaimana SAYA ada di dunia, saya tidak tahu, itu karya Allah;
bagaimana saya ditebus dari dosa, saya tidak tahu, itu karya Putra; dan bagaimana
saya menjadi pastor, juga saya kurang mengerti, itu karya Roh Kudus.
Kesatuan
Tritunggal Mahakudus, memuncak dan menjadi nyata dalam Diri Yesus. Karena itu Yesus bersabda
dalam bacaan Injil tadi: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan
di bumi…”. Lalu yang membuat kita
percaya adalah Roh Kudus. Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Roma,
dalam bacaan II tadi, “Kamu telah
menerima Roh pengangkatan menjadi anak. Dalam Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya
Bapa”.
Pada
perayaan HR Tritunggal Mahakudus ini, Yesus memerintahkan kita: “…. pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka demi nama Bapa dan Putera
dan Roh Kudus….”. Yesus memerintahkan kita mewartakan persatuan dan kesatuan dalam
nama-Nya. Yesus mengajak kita supaya kita bisa menjadi model persatuan dan
kesatuan, sama seperti kesatuan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amen. (Karedral
/ P.Sam Gulô/03-06-2012). ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar