Minggu, 03 Juni 2012

Misteri Allah Tritunggal Mahakudus


Hari Raya Tritunggal Mahakudus, Tahun B

Para saudara,
Harian Kompas, 1 Juni 2012, pada kolom Tajuk Rencana,  menulis 1 artikel berjudul,  Pancasila Masuk Kotak.  Artikel ini ditulus dalam rangka  hari lahirnya Pancasila pada  1 Juni 1945. Sejak lahirnya Pancasila oleh Presiden I RI, Soekarno, Pancasila telah ditetapkan sebagai ideologi Negara dan sumber segala sumber hukum dan pilar demokrasi. Pancasila menjadi perekat bangsa karena mengakui pluralisme, keragaman dan perbedaan  yang memungkinkan seluruh komponen anak bangsa bisa hidup berdampingan secara damai.
Tetapi beberapa tahun belakangan  ini, ada kelompok-kelompok tertentu yang berusaha  menghapus  Pancasila.  Usaha mereka tampak berhasil dan bahkan bisa menekan otoritas kekuasaan. Lihat misalnya: Pancasila tidak lagi dilafalkan dalam pidato resmi, penataran dan sejenisnya, bahkan di beberapa sekolah pada saat penaikan bendera, pancasila tidak lagi diucapkan. Ini ancaman serius bagi NKRI. Maka ada benarnya tulisan redaksi harian Kompas itu bahwa, Pancasila Masuk Kotak. Kita berharap supaya Pancasila tidak benar-benar masuk kotak. Pancasila itu adalah kekayaan sekaligus kebanggaan kita.  Pancasila itu mengajak hidup bergotong-royong, memperkokoh  kesatuan, persatuan dan persaudaraan sebagai anak bangsa.


Para saudara,
Pada hari Minggu ini, Gereja kita merayaan HR Tritunggal Mahakudus, yakni Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Ajaran Tritunggal Mahakudus, merupakan salah satu dogma yang sarat perdebatan teologis sepanjang sejarah Gereja. Mengapa? Karena ajaran ini menyangkut diri dan hakekat Allah sendiri. Dan kita tahu bahwa Allah tetap sebagai misteri bagi kita. Semua rumusan teologi hanya membantu kita untuk merefleksikan secara ilmiah, siapa Allah, tetapi tidak akan pernah menyingkapkan secara definitif  siapa Allah, karena memang mustahil itu terjadi. Santo Augustinus, seorang uskup dan teolog paling berpengaruh pada abad pertengahan, pernah mengatakan: “Tidak ada yang bisa menyelami dan menerangkan siapa Allah”
Oleh karena itu, perlu kita sadari bahwa kebenaran Tritunggal Mahakudus,  bukan pertama-tama suatu kebenaran yang harus dimengerti tetapi kebenaran yang dapat  dihayati dan dialami setiap hari, asal kita  peka dan  percaya. Makna dan inti Tritunggal Mahakudus adalah: PERSATUAN dan KESATUAN ketiga Pribadi Ilahi itu,  bersatu dan bersekutu, membawa kebahagiaan sempurna bagi manusia.  Jadi mirip dengan makna Pancasila: keragaman, kebhinnekaan, kegotong-royongan dan persatuan. Jadi sesungguhnya Pancasila sangat kristiani, dan justru itu, aliran-aliran radikal dalam  agama tertentu, berusaha menghapus Pancasila sebagai ideologi Negara, dan mau menggantinya dengan ideologi lain yang sesuai dengan faham mereka.

Para saudara,
Kesatuan  Tritunggal Mahakudus, dapat  dirumuskan begini: “Bapa yang menciptakan, mengadakan dan melahirkan; Putra yang menebus, menyelamatkan, yang memulihkan dan membangun; dan Roh Kudus yang menggerakkan, menimbulkan cinta, dan harapan.  Jadi hanya ada satu Allah, tetapi  tiga Pribadi dan tiga peran-Nya dalam kehidupan manusia. Hal ini sulit dimengerti, tetapi bisa dialami.  Satu contoh: bagaimana SAYA ada di dunia, saya tidak tahu, itu karya Allah; bagaimana saya ditebus dari dosa, saya  tidak tahu, itu karya Putra; dan bagaimana saya menjadi pastor, juga saya kurang mengerti, itu karya Roh Kudus.
Kesatuan  Tritunggal  Mahakudus, memuncak dan menjadi nyata  dalam Diri Yesus. Karena itu Yesus bersabda dalam bacaan Injil tadi: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi…”.  Lalu yang membuat kita percaya adalah  Roh Kudus.  Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Roma, dalam bacaan II tadi, “Kamu telah menerima Roh pengangkatan menjadi anak. Dalam Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya Bapa”.
Pada perayaan HR Tritunggal Mahakudus ini, Yesus memerintahkan kita: “…. pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus….”. Yesus memerintahkan kita mewartakan persatuan dan kesatuan dalam nama-Nya. Yesus mengajak kita supaya kita bisa menjadi model persatuan dan kesatuan, sama seperti kesatuan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amen. (Karedral / P.Sam Gulô/03-06-2012). ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar