Minggu, 01 Juli 2012

T a l i t a K u m


Hari Minggu Biasa XIII, Tahun B

Para Saudara,
Seorang Ibu pernah bermimpi. Dalam mimpinya itu, suaminya berpenampilan seperti pengantin, memakai baju putih dan rapi. Sudah biasa, kalau ada mimpi-mimpi aneh seperti itu, mereka bertanya kepada orang pintar, paranormal atau dukun tentang arti mimpi itu. Ibu tadi menjumpai orang pintar atau paranormal dan menceritakan tentang mimpinya dan berharap akan mendapat penjelasan yang memuaskan tentang mimpinya itu.
Setelah bercerita panjang lebar kepada sang dukun, suasana hening, lalu mulut sang dukun mulai komat-kamit, mencoba menafsirkan mimpi itu. Menurut sang dukun, mimpi itu bisa berakibat sangat buruk. “Memakai pakaian pengantin, bisa berarti akan menderita suatu penyakit atau bahkan sampai pada kematian”, demikian sang dukun menjelaskan. Mendengar itu, ibu itu menjadi panik. Dan setelah bercerita kepada suaminya, suaminya lebih  panik lagi, gelisah, takut, nafsu makan berkurang, minat bekerja menurun. Tidak lama sesudah itu sang suami memang betul-betul jatuh sakit. Setelah beberapa bulan, penyakit sang suami makin parah, karena itu terpaksa dibawa ke rumah sakit. Pada saat itulah saya bertemu dan mendengar kisah itu. Saya mencoba meneguhkan suami istri itu, menganjurkan supaya jangan diingat-ingat dulu mimpi itu, sambil pasrah kepada Tuhan. Setelah itu saya mendoakan dan memberi perminyakan suci. Alhasil, bapak itu masih hidup sampai sekarang.


Para Saudara,
            Kisah ini berbicara tentang kepercayaan: percaya pada mimpi, percaya pada dukun atau paranormal. Saya begitu yakin bahwa yang membuat bapak itu tadi jatuh sakit, bukan karena mimpi itu, tapi rasa takut yang sudah menghantui dia. Kata-kata penafisr mimpi itu, membuat dia begitu panik, takut, cemas, gelisah, sampai-sampai minat makan dan semangat bekerja jadi menurun. Lama-kelamaan, wajahnya menjadi pucat, karena kekurangan darah.  Saya kira, begitu kebanyakan orang-orang yang percaya pada mimpi. Bukan mimpi itu yang membuat dia sakit, tetapi mental  dan psikisnya sudah terpukul dan lemah, dan ini berpengaruh pada fisik dan tubuh, seolah-olah bahwa mimpi itu menjadi kenyataan, misalnya dia betul-betul jatuh sakit.
            Dalam bacaan Injil pada hari ini, juga diceritakan tentang orang-orang yang mempunyai kepercayaan luar biasa. Tetapi orang-orang yang dikisahkan dalam Injil hari ini, tidak sama dengan kisah suami istri tadi. Mereka  percaya bukan pada mimpi, bukan pada dukun dan paranormal, melainkan kepada Yesus,  bahwa Yesus adalah Tuhan yang mempunyai kuasa yang luar biasa yang mampu mengubah keadaan: orang sakit bisa disembuhkan. Seorang wanita yang sudah 12 tahun menderita pendarahan, disembuhkan secara ajaib, hanya dengan menyentuh ujung jubah Yesus; putri Yairus yang telah meninggal, bisa hidup kembali. Ini terjadi karna percaya pada kuasa Tuhan.

Para saudara,
            Jika ada peristiwa-peristiwa seperti itu kita alami, misalnya mimpi buruk, atau jatuh sakit, pertanyaannya adalah: kita buat apa atau kita lari kemana? Kepada Tuhan, paranormal atau dukun?  Sering kali terjadi, manakala kita berhadapan dengan peristiwa yang sulit kita hadapi, kadang membuat kita kurang beriman atau mendua hati.  Seharusnya sebagai orang beriman, hanya berharap pada Tuhan saja. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan akan mengalami kata-kata Yesus dalam Injil tadi, “Talita Kum”, yaitu kebangkitan dari pengalaman hidup yang sulit.  Masalahnya yakni bahwa ada banyak di antara kita yang sulit menemukan makna dari peristiwa itu, mereka tidak sabar dan mencari  jalan instan, maka larinya adalah kepada paranormal. Dukun, dlsb.
            Pada kesempatan ini, kita diajak untuk tetap setia kepada Yesus. Dialah harapan satu-satunya. Kesalahan ibu dalam kisah tadi, yakni bahwa sebagai orang beriman, setelah mendapat mimpi itu, dia bukan pergi kepada paranormal, tetapi pergi  kepada Tuhan. Pasti akan jauh lebih baik jika dia pergi ke Gereja untuk bersoa dan mohon kemurahan Tuhan.             Yakinlah bahwa Yesus tetap bermurah hati memberikan sabda-Nya, “Talita Kum” untuk semua peristiwa yang membuat  kita kadang sulit untuk bangkit dan bangun. Orang yang percaya kepada Tuhan, seharusnya menyerahkan seluruh hidupnya kini dan nanti kepada Tuhan; orang yang percaya kepada Tuhan, selalu tabah dan gembira walaupun mendapat kesulitan dan tantangan apa saja; orang yang beriman, selalu yakin bahwa Tuhan menjadi  member jalan keluar atas persoalan-persoalan hidupnya. Amen. (Sibuluan_Indah_Karismatik/P. Sam GulĂ´/01-07-2012).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar