Hari Minggu
Biasa XIII, Tahun B
Para Saudara,
Seorang Ibu pernah bermimpi. Dalam
mimpinya itu, suaminya berpenampilan seperti pengantin, memakai baju putih dan
rapi. Sudah biasa, kalau ada mimpi-mimpi aneh seperti itu, mereka bertanya
kepada orang pintar, paranormal atau dukun tentang arti mimpi itu. Ibu tadi
menjumpai orang pintar atau paranormal dan menceritakan tentang mimpinya dan
berharap akan mendapat penjelasan yang memuaskan tentang mimpinya itu.
Setelah bercerita panjang lebar kepada sang dukun, suasana
hening, lalu mulut sang dukun mulai komat-kamit, mencoba menafsirkan mimpi itu.
Menurut sang dukun, mimpi itu bisa berakibat sangat buruk. “Memakai pakaian
pengantin, bisa berarti akan menderita suatu penyakit atau bahkan sampai pada
kematian”, demikian sang dukun menjelaskan. Mendengar itu, ibu itu menjadi
panik. Dan setelah bercerita kepada suaminya, suaminya lebih panik lagi, gelisah, takut, nafsu makan berkurang,
minat bekerja menurun. Tidak lama sesudah itu sang suami memang betul-betul
jatuh sakit. Setelah
beberapa bulan, penyakit sang suami makin parah, karena itu terpaksa dibawa ke
rumah sakit. Pada saat itulah saya bertemu dan mendengar kisah itu. Saya mencoba
meneguhkan suami istri itu, menganjurkan supaya jangan diingat-ingat dulu mimpi
itu, sambil pasrah kepada Tuhan. Setelah itu saya mendoakan dan memberi
perminyakan suci. Alhasil, bapak itu masih hidup sampai sekarang.
Para Saudara,
Kisah
ini berbicara tentang kepercayaan: percaya pada mimpi, percaya pada dukun atau
paranormal. Saya begitu yakin bahwa yang membuat bapak itu tadi jatuh sakit,
bukan karena mimpi itu, tapi rasa takut yang sudah menghantui dia. Kata-kata
penafisr mimpi itu, membuat dia begitu panik, takut, cemas, gelisah,
sampai-sampai minat makan dan semangat bekerja jadi menurun. Lama-kelamaan,
wajahnya menjadi pucat, karena kekurangan darah. Saya kira, begitu kebanyakan orang-orang yang
percaya pada mimpi. Bukan mimpi itu yang membuat dia sakit, tetapi mental dan psikisnya sudah terpukul dan lemah, dan
ini berpengaruh pada fisik dan tubuh, seolah-olah bahwa mimpi itu menjadi
kenyataan, misalnya dia betul-betul jatuh sakit.
Dalam
bacaan Injil pada hari ini, juga diceritakan tentang orang-orang yang mempunyai
kepercayaan luar biasa. Tetapi orang-orang yang dikisahkan dalam Injil hari
ini, tidak sama dengan kisah suami istri tadi. Mereka percaya bukan pada mimpi, bukan pada dukun dan
paranormal, melainkan kepada Yesus, bahwa Yesus adalah Tuhan yang mempunyai kuasa
yang luar biasa yang mampu mengubah keadaan: orang sakit bisa disembuhkan.
Seorang wanita yang sudah 12 tahun menderita pendarahan, disembuhkan secara
ajaib, hanya dengan menyentuh ujung jubah Yesus; putri Yairus yang telah
meninggal, bisa hidup kembali. Ini terjadi karna percaya pada kuasa Tuhan.
Para saudara,
Jika
ada peristiwa-peristiwa seperti itu kita alami, misalnya mimpi buruk, atau
jatuh sakit, pertanyaannya adalah: kita buat apa atau kita lari kemana? Kepada
Tuhan, paranormal atau dukun? Sering
kali terjadi, manakala kita berhadapan dengan peristiwa yang sulit kita hadapi,
kadang membuat kita kurang beriman atau mendua hati. Seharusnya sebagai orang beriman, hanya
berharap pada Tuhan saja. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan akan mengalami
kata-kata Yesus dalam Injil tadi, “Talita Kum”, yaitu kebangkitan dari
pengalaman hidup yang sulit. Masalahnya
yakni bahwa ada banyak di antara kita yang sulit menemukan makna dari peristiwa
itu, mereka tidak sabar dan mencari jalan instan, maka larinya adalah kepada
paranormal. Dukun, dlsb.
Pada
kesempatan ini, kita diajak untuk tetap setia kepada Yesus. Dialah harapan
satu-satunya. Kesalahan ibu dalam kisah tadi, yakni bahwa sebagai orang
beriman, setelah mendapat mimpi itu, dia bukan pergi kepada paranormal, tetapi
pergi kepada Tuhan. Pasti akan jauh
lebih baik jika dia pergi ke Gereja untuk bersoa dan mohon kemurahan Tuhan. Yakinlah bahwa Yesus tetap bermurah
hati memberikan sabda-Nya, “Talita Kum” untuk semua peristiwa yang membuat kita kadang sulit untuk bangkit dan bangun. Orang
yang percaya kepada Tuhan, seharusnya menyerahkan seluruh hidupnya kini dan
nanti kepada Tuhan; orang yang percaya kepada Tuhan, selalu tabah dan gembira
walaupun mendapat kesulitan dan tantangan apa saja; orang yang beriman, selalu
yakin bahwa Tuhan menjadi member jalan
keluar atas persoalan-persoalan hidupnya. Amen. (Sibuluan_Indah_Karismatik/P.
Sam GulĂ´/01-07-2012).***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar